Pawitikra CATHOLIC Students: Valentina Cahaya Kusuma Astuti

WELCOME & GOD BLESS YOU ALWAYS

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Kamis, 31 Desember 2020

Valentina Cahaya Kusuma Astuti



Nama: Valentina Cahaya Kusuma Astuti

Nama panggilan: Cahaya (panggilan umum saya), Valen (panggilan kecil saya)

Nomor: 31

Kelas: 8C


Saya merasa begitu sedih saat merayakan Natal 2020. Sebab saya sadar bahwa saya semakin menjauh dari Tuhan. Selama pandemi, saya mengaku bahwa saya kurang totalitas saat mengikuti perayaan ekaristi melalui live streaming. Saat duduk di bangku kelas empat SD, saya sangat bersemangat selepas menerima komuni pertama karena saya merasa disapa melalui Tubuh dan Darah-Nya. Namun, sejak menerima komuni batin selama pandemi, saya merasa ada yang kurang. Sejak saat itu, pintu hati saya seperti tertutup.

Di malam kudus itu, saya merasa kecewa terhadap diri saya. Hanya karena pandemi, kehadiran Tuhan di hati saya mulai tergeser oleh hal-hal duniawi. Beberapa hari setelahnya, saya mendapat hadiah yang berharga dari Tuhan. Saya merasa disapa lagi. 

Kesan dan pesanku untuk Natal tahun ini adalah Tuhan selalu menyapa kita di dalam keseharian kita. Dalam setiap nafas yang kita hembuskan, setiap detak jantung kita, orang terkasih kita, hingga pencapaian kecil yang kita dapat. Maka dari itu, saya ingin totalitas dalam mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa saya, serta akal budi saya. 

Buah Natal yang bisa saya petik adalah kita tidak boleh bermalas-malasan. Sejujurnya, pencapaian akademik saya kurang memuaskan di era pandemi. Saya juga mengaku bahwa saya sesekali curang saat mengikuti ujian. Saat ujian agama yang close book, saya membaca Alkitab. Di masa depan, saya tidak ingin terjatuh dalam lubang yang sama.

Oya, saya dari dulu penasaran kenapa kendaraan Yesus ke Yerusalem adalah seekor keledai. “Keledai saja tidak terantuk pada batu yang sama,”ucap ibu saya ketika saya mengulang kesalahan yang sama. Sejak saat itu, saya yakin sudah menemukan jawabannya. Meski sering disimbolkan sebagai hewan bodoh, keledai belajar dari kesalahannya. Itulah yang diharapkan Yesus untuk kita lakukan. Jika Pak Slamet menemukan jawaban yang lain, tolong hubungi saya. 

Perasaan negatif di masa Adven cenderung lebih mendominasi ketimbang perasaan positif yang ada di hati saya. Sebab itu, saya merasa tidak pantas untuk merayakan Natal. Namun, ternyata Tuhan menyapa saya terlebih dahulu. Saya merasa diberkati. Semoga kedepannya saya tidak pernah menerka hal buruk lagi tentang-Nya. Amin. 


54 komentar:

  1. Jumat 01 Jan 2021
    Bacaan 1: Bil 6: 22-27
    AYAT EMAS: Bilangan 6: 26 yang berbunyi, "Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera". Ayat tersebut merupakan sepengkal kalimat yang harus diucapkan ketika memberkati orang Israel. Dan sesungguhnya di detik ini, saya juga merasa diberkati dan bisa merasa damai.

    ALASAN: Pandemi mendatangkan berbagai masalah dalam hidup saya. Hari-hari saya dimulai dan diakhiri dengan rasa lesu. Sekolah daring turut menyumbangkan rasa penat yang besar. Mengingat saya semakin malas dan kemproh selama pandemi ini, saya jadi mudah gelisah. Saya takut kebiasaan dan nilai baik yang sudah saya bangun hilang begitu saja. Salah satunya adalah kejujuran. Saya punya banyak kekhawatiran, namun setelah membaca ayat ini, saya merasa tidak menghadapinya seorang diri.

    BalasHapus
  2. Bacaan 2: Gal 4: 4-7
    AYAT EMAS: Gal 4: 7 yang berbunyi, "Jika kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah."

    ALASAN: Ayat ini mengingatkan saya kepada jasa kedua orang tua saya. Saya tidak akan bisa mengetik refleksi ini jika bukan karena kerja keras orang tua saya. Sepasang manusia saja bisa sangat menyayangi anak mereka, lantas seberapa besar kasih sayang Allah kepada anak-Nya. Saya tidak bisa membayangkannya. Saya senang sekaligus khawatir. Apakah saya layak disebut sebagai anak Allah?

    BalasHapus
  3. Sabtu, 02 Jan 2021
    Bacaan 1: 1 Yoh 2: 22-28
    AYAT EMAS: 1 Yoh 2: 24 yang berbunyi, "Apa yang telah kamu dengar harus tetap tinggal di dalam dirimu."

    ALASAN: Sejenak saya terpikirkan sebuah lagu yang bersajak, "Dengar Dia panggil nama saya, dengar Dia panggil namamu. Oh, giranglah! Oh, giranglah! Yesus amat cinta pada saya. Oh, giranglah!". Saat membaca ayat tersebut, saya seolah merasa dipanggil untuk merenungkan setiap sabda Tuhan yang saya dengar melalui telinga saya. Saya ingin sabda Tuhan menetap dan tinggal di hati saya untuk selama-lamanya. Amin.

    BalasHapus
  4. Minggu, 03 Jan 2021
    Bacaan 1: Yes 60: 1-6
    AYAT EMAS: Yes 60: 1 yang berbunyi, "Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemulian Tuhan terbit atasmu."

    ALASAN: Meski punya banyak nama kecil, nama panggilan saya adalah 'Cahaya'. Itu adalah pemberian almarhum kakek saya. Sebelumnya, kakek saya ingin memberi nama 'Noor', namun ditentang oleh tante saya karena nama tersebut biasa dipakai oleh teman-teman kita yang beragama Islam. Saya jadi teringat bahwa almarhum kakek saya adalah penganut Jawa sejati. Sebelum almarhum dipanggil Tuhan, almarhum sudah dibabtis secara Katolik. Mengingat nama adalah doa, saya ingin bisa menjadi 'terang' untuk sesama, seperti yang diharapkan almarhum kakek saya dan Tuhan.

    BalasHapus
  5. Senin, 04 Jan 2021
    Bacaan 1: 1 Yoh 3: 22-4:6
    AYAT EMAS: 1 Yoh 3: 22 yang berbunyi, "dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya."

    ALASAN: Bagi saya, ayat ini adalah teguran yang menusuk relung hati saya. Sejenak kisah hidup Raja Yosia mampir di pikiran saya. Saat ia lahir, bangsa Israel menyembah dua Allah. Mereka berpikir bahwa menyembah dua Allah akan membuat hujan turun lebih cepat daripada saat mereka hanya menyembah satu Allah. Yosia yang beranjak dewasa memberanikan diri mencari Allah Daud meskipun ditentang ayahnya. Menurut Alkitab, Yosia tidak mencari Allah karena membutuhkan bantuan. Ia mencari Allah karena ia ingin mengenal-Nya. Hal itu sangat bertentangan dengan saya.

    Sepenggal ayat berbunyi, "dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya" membuat saya resah. Saya cuma berdoa saat sedang menginginkan sesuatu. Meski begitu, Tuhan tetap mengabulkannya. Anehnya, saya susah jera walaupun sudah melihat mukjizat-Nya. Ada pertanyaan yang mengganjal di hati saya. Apakah saya benar-benar mencintai Allah atau hanya memanfaatkan-Nya?

    BalasHapus
  6. Selasa, 05 Jan 2021
    Bacaan 1: 1 Yoh 4: 7-10
    AYAT EMAS: 1 Yoh 4: 8 yang berbunyi, "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih."

    ALASAN: Saat merenungkan ayat ini, saya teringat pada sabda Allah yang berbunyi, "Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihanilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." Sewaktu ujian SD, saya harus duduk sesuai absen. Saya kebetulan sebangku dengan laki-laki. Sewaktu ujian berlangsung, ia pernah berkata bahwa wajah saya jelek. Ucapan tersebut langsung membuyarkan konsentrasi saya selama mengikuti ujian.

    Saat saya membandingkan performa saya di SD dan SMP, saya merasakan perbedaan yang signifikan. Saya berpikir hal itu terjadi karena saya tetap fokus sewaktu ujian. Ayat emas yang saya temukan hari ini berkaitan dengan ayat yang tadi saya sebutkan. Allah menegaskan agar kita tidak hanya mengasihi orang berkata hal baik kepada kita. Sesungguhnya teman saya itu juga tidak bersalah, dia hanya mengutarakan aspirasinya. Di masa mendatang, saya ingin bisa mengasihi semua orang seperti saya mengasihi diri saya sendiri.

    BalasHapus
  7. Rabu, 06 Jan 2021
    Bacaan 1: 1 Yohanes 4: 11-18
    AYAT EMAS: 1 Yohanes 4: 18 yang berbunyi, "Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna dalam kasih."

    ALASAN: Saya mengambil makna bahwa melalui ayat ini, Allah mengingatkan kita untuk menjadi orang beriman yang berserah kepada-Nya. Di era virtual ini, ungkapan roda kehidupan terus berputar masih sering didegungkan. Dan benar bila kita tidak akan selalu ada di puncak untuk selamanya. Jika kita baik-baik saja hari ini, belum tentu kita akan baik-baik saja di kemudian hari. Namun, Yesus berpesan untuk tidak takut terhadap hal-hal duniawi, melainkan berserah untuk semua yang akan terjadi.

    BalasHapus
  8. Jumat, 08 Jan 2021
    Bacaan 1: 1 Yoh 5: 5-13
    AYAT EMAS: 1 Yoh 5: 11 yang berbunyi, "Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya."

    ALASAN: Saya belum dibabtis sewaktu bayi karena orang tua saya sibuk mengurusi pernikahan tante saya. Alhasil, saya mengikuti pelajaran komuni pertama sejak kelas 3 SD dan baru dibabtis ketika kelas 4 SD. Bonusnya, saya menjadi orang pertama yang menerima komuni pertama di angkatan saya.

    Saat pelajaran tersebut, sang suster menjelaskan tentang konsep Tri Tunggal Mahakudus. Awalnya, saya agak bingung tapi dengan penjelasan lebih lanjut, saya cukup mengerti. Dari situ, saya bisa mengambil amanat bahwa Allah hadir di tengah-tengah kita dalam rupa Roh Kudus. Jadi, saya tidak boleh takut lagi, sebab Allah selalu menyertai saya.

    BalasHapus
  9. Sabtu, 09 Jan 2021
    Bacaan 1: 1 Yoh 5: 14-21
    AYAT EMAS: 1 Yoh 5: 14 yang berbunyi, "Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya."

    ALASAN: Saya adalah tipe yang angin-anginan dalam menjalin relasi dengan Allah. Seringkali, Allah harus menyapa saya dulu melalui mukjizat yang saya jumpai ketika saya berhadapan dengan masalah. Saya tidak proaktif dan itu membuat kesan bahwa saya hanya datang pada Tuhan saat butuh saja.

    Meski begitu, kebanyakan doa saya selalu dikabulkan oleh-Nya. Jikapun ada yang tidak sesuai kehendak-Nya, Ia akan menggantinya dengan jawaban yang sejuta kali lebih baik. Melalui momen tersebut, saya ingin mengawali tahun 2020 ini dengan rutin membaca Alkitab dan menjalin komunikasi dengan-Nya dalam suka maupun duka. Saya ingin mengenal-Nya lebih jauh.

    BalasHapus
  10. Minggu, 10 Jan 2021
    Bacaan 1: Yesaya 55: 1-11
    AYAT EMAS: Yesaya 55:9 yang berbunyi, "Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancangan-Mu."

    ALASAN: Saya ketakutan sekaligus gemetar. Bagaimana mungkin bacaan kalender liturgi selalu relatable dengan masalah saya. Benar bila saya sedang meragukan diri sendiri. Saya takut rencana saya tidak terlaksana. Saya bingung dan takut, namun ayat ini memberikan penyembuhan kepada saya.

    Saya tahu benar bahwa Tuhan tidak akan memberi ular beracun pada yang minta roti. Walaupun mungkin rencana saya tidak terlaksana, tidak papa. Saya sudah berusaha dan saya percaya kepada rencana Allah lebih indah dari rencana saya. Amin.

    Bacaan 2: 1 Yoh 5: 5-13
    AYAT EMAS: 1 Yoh 5: 14 yang berbunyi, "Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya."

    ALASAN: Saya adalah tipe yang angin-anginan dalam menjalin relasi dengan Allah. Seringkali, Allah harus menyapa saya dulu melalui mukjizat yang saya jumpai ketika saya berhadapan dengan masalah. Saya tidak proaktif dan itu membuat kesan bahwa saya hanya datang pada Tuhan saat butuh saja alias memanfaatkan Allah. Saya tahu itu tidak benar, namun kenapa saya masih melakukannya.

    Meski begitu, doa saya selalu dikabulkan oleh-Nya. Jikapun ada yang tidak sesuai kehendak-Nya, Ia akan menggantinya dengan jawaban yang sejuta kali lebih baik. Belajar dari momen tersebut, saya ingin mengawali tahun 2020 ini dengan rutin membaca Alkitab dan menjalin komunikasi dengan-Nya dalam suka maupun duka. Saya ingin mengenal-Nya lebih jauh. Amin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya senang sekali dengan tulisan-tulisanmu yang luar biasa....

      Hapus
  11. Minggu, 10 Jan 2021
    Laporan Perayaan Ekaristi
    Channel: TVRI
    Waktu: 10 Jan 2021 pukul 10.00-11.00
    Bacaan Injil: Markus 1: 7-11
    AYAT EMAS: Markus 1: 8 yang berbunyi, "Aku membabtis kamu dengan air, tetapi Ia akan membabtis kamu dengan Roh Kudus."
    RANGKUMAN HOMILI: Sang pastur memberi perumpaan melalui dua kisah. Pertama, seorang remaja yang duduk di bangku SMA yang tidak ingin pergi ke gereja lagi karena ia dibabtis sewaktu bayi disaat dia tertidur dan tidak tahu apa-apa. Kedua, pemuda yang terkena kanker stadium akhir dan akan diberi perminyakan. Perbedaannya adalah meskipun umurnya tidak bisa diprediksi kapan akan berakhir, tapi ia percaya bahwa dia diselamatkan oleh-Nya.

    Sang pastur menegaskan bahwa pembabtisan bukan sekadar tanda, melainkan kesempatan untuk bersaksi. Dengan dibabtis, kita ditandai menjadi anak Allah, namun kita juga harus membuat kesaksian dengan mengasihi Allah maupun sesama.

    Kisah pembabtisan Tuhan Yesus hampir sama dengan kisah pembabtisan saya. Persamaannya terletak pada kesadaran iman. Saya dibabtis sewaktu kelas 4, dimana saya sudah bisa berpikir kritis dan saya benar-benar serius dan mantap menjadi orang Katolik. Namun, Yesus dibabtis di umur 30 tahun, dimana pastinya Yesus sudah menelan lebih banyak asam garam kehidupan ketimbang saya. Saya pikir perbedaan usia itu tidak masalah selama saya sadar dan mantap kepada pilihan saya. Saya sadar akan pilihan saya dan saya tidak akan menyesal. Amin.

    BalasHapus
  12. Senin, 11 Jan 2021
    AYAT EMAS: Ibr 1: 3 yang berbunyi. "Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi.

    ALASAN: Dari sini, saya semakin yakin bahwa Allah selalu memiliki waktu yang tepat. Apapun yang direncanakannya selalu lebih baik dari rancangan saya. Bagaikan tingginya langit dari bumi, demikianlah rencana Allah dengan rencana saya.

    Proses pemenuhan janji Allah yang terlukis di Perjanjian Lama ini juga tidak langsung. Perlu beberapa tahun sebelum kelahiran Yesus. Allah mempunyai rencana dan waktu yang tepat. Saya percaya itu. Amin.

    BalasHapus
  13. Mazmur 56:4-5a berbunyi, "Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu; kepada Allah yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut."

    Janganlah kamu mengeluh atas segala kesulitanmu yang terjadi saat ini. Masa-masa sulit telah mengajarimu banyak hal tentang kesabaran, harapan, dan rasa percaya kepada Tuhan. Jangan sesali yang telah terjadi, namun pergunakanlah waktu yang ada untuk berbenah diri.

    Jangan perpanjang kekuatiranmu karena tidak akan membuahkan yang baik dalam hidupmu.

    Perpanjanglah harapan dan rasa percayamu kepada Tuhan karena kamu akan melihat mujizat serta jalan keluar. Bersyukurlah setiap saat agar beban dalam hatimu semakin ringan.

    "Hendaknya kesusahan yang terjadi saat ini tidak menghalangi niat untuk selalu menabur kebaikan. Taburlah yang baik bila ingin menuai yang baik."

    BalasHapus
    Balasan
    1. MANTAP SEKALI.....
      LUAR BIASA
      Semoga terus selalu menjadikan inspirasi bagi sesama

      Hapus

  14. Selasa, 12 Jan 2021
    Bacaan 1: Ibr 2: 5-12
    AYAT EMAS: Ibr 2: 12 yang berbunyi, "kata-Nya: "Aku akan memberitakan nama-Mu kepada saudara-saudara-Ku, dan memuji-muji Engkau di tengah jemaat."

    ALASAN: Dari bacaan ini, saya mengambil pesan bahwa Yesus mengakui kita semua sebagai saudara-saudara-Nya. Berkat-Nya, kita diselamatkan. Segala kekuatiran, rasa takut, rasa insecure dihapuskan oleh-Nya. Sebab Yesus disempurnakan dengan penderitian. Kita pun juga dikuduskan oleh-Nya.

    Kata saudara masih kurang akrab di telinga saya, mengingat status saya sebagai anak tunggal. Sesekali saya merasa kesepian. Namun, saat membaca ayat tersebut saya menyadari bahwa Yesus mengakui saya sebagai saudara-Nya. Saya senang sekaligus bingung. Apakah saya sudah layak menjadi saudara bagi Yesus? Bagaimana cara saya menjadi saudara yang baik bagi Yesus? Saya pikir saya telah mengetahui jawabannya, namun saya ingin membuktikannya terlebih dahulu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sapaan itu sungguh menjadikan kamu akan menjadi lebih dewasa. GOD BLESS

      Hapus

  15. Rabu, 13 Januari 2021
    Kejadian 1-2
    AYAT EMAS: Kejadian 1: 31 yang berbunyi, "Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik."

    ALASAN: Perkembangan media sosial berbanding lurus dengan tingginya tingkat insecure yang sering dialami milenial dan remaja, begitu juga dengan saya. Sebab itu, saya berusaha menghindari penggunaan sosmed. Ditambah saya juga pernah dibully secara verbal karena penampilan saya, hal itu membuat saya kehilangan kepercayaan diri.

    Dari ayat yang saya temukan ini, saya belajar bahwa saya sempurna dengan cara saya sendiri. Saya sempurna karena Allah menciptakan saya. Allah percaya kepada saya, meskipun saya tidak percaya diri. Saya akan berusaha untuk menyingkirkan rasa insecure saya agar saya bisa untuk memuliakan nama-Nya melalui perbuatan saya di kehidupan sehari-hari.

    BalasHapus
  16. Rabu, 13 Januari 2021
    Bacaan 1: Ibr 2: 14-18
    AYAT EMAS: Ibr 2: 15 yang berbunyi, "dan supaya kepada jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam penghambaan oleh karena takutnya kepada maut."

    ALASAN: Beberapa hari yang lalu, saya menyadari bahwa detak jantung saya ada dikisaran 100-130 BPM (saya ukur menggunakan tensi meter). Jika melampui 150 BPM, bisa diklasifikasikan sebagai serangan jantung. Detak jantung yang normal adalah yang dibawah 100 BPM.

    Saya masih muda dan masih banyak hal yang ingin saya lakukan. Terkadang, saya tidak bisa tidur di malam hari. Saya takut tidak bisa membuka mata saya lagi. Dewasa ini, ibu saya menyarankan saya untuk mengatur pola makan, membiasakan tidur siang, dan rutin berolahraga. Perlahan detak jantung saya tidak terlalu cepat. Mungkin itu adalah efek karena saya jarang bergerak di masa pandemi.

    Dari kisah ini saya bisa mengambil amanat untuk tidak takut menghadapi kematian. Selagi saya masih muda dan masih bisa mengontrol penyakit saya dengan hidup sehat, saya ingin bisa memaksimalkan potensi saya, saya ingin mengenal Tuhan lebih jauh, saya ingin tekun melaksanakan sabda Tuhan di kehidupan saya sehari-hari. Amin.

    BalasHapus
  17. Rabu, 13 Januari 2021
    Bila kita ingin mendapatkan kehidupan yang bahagia, maka jangan hanya mengejar kekayaan, prestasi, dan jabatan.

    Sadarilah bahwa seberapa banyak uang yang kita miliki tidak akan pernah bisa ditukar dengan kesempatan hidup yang Tuhan beri.

    Tidak selamanya kita akan menjadi muda dan kuat. Ada saat dimana kita menua dan kehilangan kekuatan. Waktu akan terus berputar dan usia semakin bertambah.

    Kita pun akan semakin dekat dengan waktu dimana Tuhan memanggil kita.

    Jangan sia-siakan hidup. Pergunakan waktu yang ada untuk berbagi kebaikan. Kasihanilah sesama dan milikilah hati yang mengampuni. Hiduplah dengan selalu bersyukur atas apa yang kita miliki.

    "Teruslah berbuat baik sekalipun tidak ada yang mempedulikannya. Kebaikan akan membawa kita kepada pada kebahagian. Keburukan hanya akan membawa kita kepada penderitaan."

    BalasHapus
  18. Kamis, 14 Januari 2021
    Kejadian 3-4
    AYAT EMAS: Kejadian 4: 7 yang berbunyi, "Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."

    ALASAN: Saya menyoroti kata dosa yang menjadi salah satu pokok pembahasan dalam Alkitab. Selama membaca bab ketiga dan keempat di Injil Kejadian, saya bisa mulai memahami sudut pandang Allah mengenai dosa.

    Dosa menjauhkan kita dari Allah, sebab perbuatan yang berdosa bertentangan dengan perintah Allah. Allah sendiri tahu bahwa dosa sangat menggoda, namun barangsiapa yang menjauhi kejahatan, dosa tak akan mampu berkuasa atasnya.

    Saya jadi teringat pada 10 dosa mematikan yang tertulis di Katekismus Gereja Katolik 1866 yang berbunyi, "Kebiasaan buruk dapat digolongkan menurut kebajikan yang merupakan lawannya, atau juga dapat dihubungkan dengan dosa-dosa pokok yang dibedakan dalam pengalaman Kristen menurut ajaran Santo Yohanes Kasianus dan Santo Gregorius Agung. Mereka dinamakan dosa-dosa pokok, karena mengakibatkan dosa-dosa lain dan kebiasaan buruk yang lain. Dosa-dosa pokok adalah kesombongan, ketamakan, kedengkian, kemurkaan, pencabulan, kerakusan, kelambanan, atau kejemuan."

    Dari sini, saya menyadari bahwa dosa bukan hanya sangat menggoda manusia, namun bisa menyamar menjadi berbagai bentuk. Sebagai pelajar, tentunya saya juga berharap mendapatkan nilai maksimal tanpa belajar, kemalasan itu membangkitkan hasrat saya untuk berbuat curang. Saat saya berbuat curang karena saya malas belajar, maka saya telah melanggar perintah Yesus untuk mengasihani sesama seperti diri saya sendiri dan juga melanggar 10 perintah Allah, tepatnya pada perintah ketujuh yang mengharuskan saya untuk tidak mencuri dari sesama saya. Sebab itu, saya ingin memulai untuk mengurangi kemalasan saya dan lebih banyak bekerja demi memuliakan nama-Nya. Amin.

    BalasHapus
  19. Amsal 13:4
    Hati si pemalas penuh keinginan tetapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan.

    Amsal 21: 25
    Si pemalas dibunuh oleh keinginannya, karena tangannya enggan bekerja.

    Amsal 14: 23
    Dalam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan kekurangan saja.

    BalasHapus
  20. Kamis, 14 Januari 2021
    Bacaan 1: Ibr 3: 7-14
    AYAT EMAS: Ibr 3: 12 yang berbunyi, " Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup."

    ALASAN: Dari ayat ini, Roh Kudus menegaskan bahwa orang yang akan binasa bukan hanya orang yang tidak percaya akan Allah yang hidup, tetapi juga seseorang yang hatinya dipenuhi kejahatan. Seringkali saya merasa bahwa diri saya dipenuhi kesombongan, ketamakan, kedengkian, kemarahan, hawa nafsu, kerakusan, apalagi kemalasan. Sebab itu, saat saya berdoa, sebenarnya hati saya tidak sepenuhnya bersih. Saya belum mengarahkan hati saya kepada Allah.

    Melalui ayat ini, saya ingin memulai untuk mengurangi pikiran yang buruk, perkataan yang buruk, dan perbuatan kasar. Saya ingin melepaskan semua kebiasaan buruk dan membuat kenangan yang indah. Bagaimanapun hidup ini seperti siaran langsung. Kita tidak bisa berhenti maupun mundur. Oleh karenanya, saya tidak boleh menyesal terlalu lama atas semua kesalahan yang saya lakukan di masa lampau. Sekarang, hal yang paling penting adalah membersihkan hati saya terlebih dahulu.

    BalasHapus
  21. Jumat, 15 Jan 2021
    Bacaan 1: Ibr 4: 1-5.11
    AYAT EMAS: Ibr 4: 4 yang berbunyi, "Sebab tentang hari ketuju pernah dikatakan dalam suatu nas: "Dan Allah berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan-Nya."

    ALASAN: Dari ayat ini, saya menangkap beberapa amanat. Salah satu kebiasaan buruk saya adalah menunda-nunda pekerjaan. Saya biasanya mendapat tugas yang harus dikumpulkan di hari Senin. Alih-alih menyicil di hari Sabtu atau Jumat, saya justru menggerjakannya di hari Sabat sehingga terkadang saya menjadi tidak fokus saat mengikuti perayaan Ekaristi. Salah satu pelajaran yang bisa saya ambil adalah kita harus menuntaskan semua kewajiban kita sebelum hari Sabat sehingga pada hari itu juga kita bisa memfokuskan diri untuk memuliakan Tuhan.

    Saya juga punya teringat sebuah kisah. Saat SD, saya bersekolah dari hari Senin sampai Sabtu. Saya hanya berkesempatan untuk berlibur di hari Minggu saja. Sebab itu, seringkali saya malah pergi ke bioskop untuk menonton film di Minggu pagi dan baru mengikuti misa saat Minggu sore di saat saya sudah lelah dan tidak bisa mengarahkan hati kepada Tuhan.

    Kalau dipikir-pikir hari Minggu bukan satu-satunya waktu di mana saya bisa beristirahat. Dengan 5 hari sekolah, saya bisa pulang lebih awal dan bisa refreshing sejenak atau sekadar mengasah hobi saya. Dari situ, saya belajar untuk lebih menghargai hari Minggu. Bukan karena itu adalah hari libur, namun hari di mana Tuhan beristirahat. Sebab itu, saya harus mengkuduskan hari tersebut. Amin.

    BalasHapus
  22. Sabtu, 16 Jan 2021
    Ibr 4: 12-16
    AYAT EMAS: Ibr 4: 13 yang berbunyi, "Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab."

    ALASAN: Saya tertarik dengan ayat ini, sebab ayat ini membahas perkara tanggung jawab, sementara saya sendiri kerap lalai terhadap tanggung jawab saya. Sebagai hamba Allah, seringkali saya lalai kepada kewajiban untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sebagai seorang anak dari kedua orang tua saya, saya kerap lalai kepada kewajiban saya untuk membantu mereka dalam pekerjaan rumah. Alih-alih menjalani kewajiban saya sebagai seorang pelajar, saya justru berbuat curang untuk mendapatkan hasil maksimal.

    Jika dibandingkan dengan anak-anak seusia saya, saya lebih banyak membuat kesalahan dan merasa bodoh dalam segala hal. Saya tahu itu kewajiban saya, namun mengapa saya justru menghindarinya. Saya mempunyai hak untuk menjadi anak Tuhan, saya berhak untuk diselamatkan, maka saya juga harus menjalankan kewajiban untuk memuliakan namanya melalui pertanggungan jawab saya di dunia ini. Amin.

    BalasHapus
  23. Refleksi terlambat untuk tanggal 17 Januari 2021
    Bacaan 1: 1 Samuel Bab 3 : ayat 3b – ayat 10. 19

    AYAT EMAS: 1 Samuel 3:7 yang berbunyi, "Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya."

    ALASAN: Saya mengalami beberapa kendala belakangan ini. Sebab itu, seringkali saya cemas di malam hari dan kadangkala baru bisa terlelap saat matahari hampir terbit. Alih-alih berfokus pada sabda Tuhan, saya justru cemas terhadap hal-hal duniawi dan berbagai macam faktor ex yang tidak bisa saya kendalikan.

    Dari kisah Samuel ini, saya menangkap bahwa sapaan Tuhan hanya bisa dirasakan oleh orang yang dikenalnya. Sejujurnya, saya sangat berharap Tuhan bisa menyapa saya lewat mukjizat besar yang bisa mengubah seluruh hidup saya. Namun, saya telat menyadari bahwa firman-Nya atau sapaan-Nya hanya bisa dinyatakan kepada orang yang mengenal-Nya.

    Saya mengaku cukup moody-an dalam membaca Kitab Suci. Saat berdoa rosario di malam hari bersama keluarga, saya juga belum bisa menghayati dan mengarahkan hati kepada Tuhan sepenuhnya. Sebab itu, saya belum mengenal Tuhan sepenuhnya. Alhasil, sesering apapun Tuhan menyapa saya, hati saya menolak.

    Yang saya pelajari sejauh ini adalah perjalanan untuk mengenal Tuhan sungguh rumit. Saya tersesat dan tidak tahu harus bagaimana. Satu-satunya yang bisa saya andalkan adalah Roh Kudus. Saya harap Roh Kudus bisa mencerahkan hati dan budi saya agar saya bisa mengenal Tuhan lebih jauh. Agar saya bisa merasakan sapaan-Nya dalam hati saya. Amin.

    BalasHapus
  24. Refleksi terlambat untuk tanggal 17 Januari 2021
    Mazmur 40:2.4ab.7-8a.8b-9.10

    AYAT EMAS: Mazmur 40: 2 yang berbunyi, "Aku sangat menanti-nantikan TUHAN; lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong."

    ALASAN: Seorang pastur pernah berkata bahwa hidup ini seperti elektrokardiograf. Kadang naik dan kadang juga turun. Jika lurus terus, maka jiwa sudah terlepas dari raga. Perjalanan saya mengikut Kristus masih jauh. Saya pikir saya sedang tersesat saat ini. Hal itu wajar mengingat manusia pasti pernah berada pada titik terendahnya. Sebab itu, saya berteriak minta tolong. Dan saya yakin Tuhan akan menghampiri saya. Ia akan menggandeng saya dan mengarahkan saya ke arah yang benar. Amin.

    BalasHapus
  25. Refleksi terlambat untuk tanggal 17 Januari 2021
    1 Korintus Bab 6 : ayat 13c – ayat 15a. ayat 17 – ayat 20

    AYAT EMAS: 1 Korintus 6:19 yang berbunyi, "Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, –dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?"

    ALASAN: Mata saya juling. Saya menerima beberapa ejekan di masa lalu karena hal itu. Pernah terpikir di benak saya untuk melakukan operasi. Orang tua saya mengantar saya untuk berkonsultasi ke dokter. Selepas itu, rasa malu dalam diri saya mulai tergantikan dengan rasa takut. Bagaimana jika terjadi komplikasi pada mata saya selepas operasi?

    Dari ayat ini, saya semakin sadar bahwa Tuhan yang menciptakan saya dan Roh Kudus diam di dalam tubuh saya. Sebab itu, saya sudah sempurna. Saya tidak perlu mengubah apapun.

    Ada perbedaan signifikan antara merawat dan merubah. Alih-alih berpikir untuk merubah maha karya yang sudah diciptakan-Nya, saya seharusnya fokus berbenah diri untuk memaksimalkan potensi terpendam dalam diri saya. Di balik kekurangan saya, saya yakin Tuhan juga memberikan sejuta kelebihan. Saya harus mulai menggalinya. Dengan begitu, saya tidak akan berfokus pada kekurangan saya saja. Amin.

    BalasHapus
  26. GOOD JOBS. Sesuai yang diharapkan, bisa menjadi contoh bagi yang lain, teruskan lanjutkan perjalanan perjuanganmu, tidak kenal lelah, rajin, tekun setia itulah kunci kesuksesan. GOD BLESS
    Refleksimu begitu mendalam. Saya sangat suka.

    BalasHapus
  27. Renungan tanggal 28 Januari 2021
    Bacaan pertama: Ibrani Bab 10 : ayat 19 – ayat 25
    AYAT EMAS: Ibrani 10:25 yang berbunyi, "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

    ALASAN: Sejujurnya, saya merasa tersinggung dengan ayat ini. Sejak corona mewabah, keluarga saya punya ritual berdoa rosario bersama setiap malam, terutama untuk mendoakan tenaga medis yang berjuang di garda terdepan. Kebetulan, ayah saya sedang keluar kota dan ibu saya juga sedang tidak enak badan, jadi beliau tidur lebih awal. Alhasil, tidak ada yang mengingatkan, jadi saya banyak membolos. Sebab itu, aya pikir saya tidak benar-benar siap menyambut Tuhan dalam hati saya.

    Setelah melewati berbagai masalah dalam hidup saya, saya pikir ini adalah salah satu titik terendah saya. Saya tidak bersemangat dalam hal apapun. Saya bingung. Saya kelelahan. Saya takut akan gagal. Saya takut jerih lelah saya selama ini tak akan sesuai dengan masa depan. Saya takut.

    Namun, saya pikir saya memang tak bisa berbuat apa-apa. Saya sudah terlalu banyak berjanji kepada guru agama saya bahwa saya akan mencoba untuk tetap kuat dan berserah diri pada Kristus. Sayangnya, saya belum bisa. Akan tetapi, peran beliau juga sangat penting dalam perkara yang saya hadapi saat ini. Beliau menasihati saya, seperti yang tertulis dalam Ibrani 10: 25. Saya harap perkataan dan tindak-tanduk beliau dapat memotivasi saya untuk menjadi lebih baik lagi.

    Terlepas dari apapun kekurangan saya, saya tetap anak Tuhan. Jika sepasang manusia saja bisa mengasihani anak mereka dengan tulus, bagaimana dengan kasih sayang Bapa di Surga. Rencana saya dan rencana Allah bagaikan kerak bumi dan langit. Rencana-Nya mungkin tak sama dengan milik saya. Namun, rencana-Nya selalu indah pada waktunya. Amin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Manusia berencana Tuhan berkehendak.

      Percaya bahwa Dia menjadikan semua baik adanya.

      God Bless kawan

      Hapus
  28. Refleksi tanggal 3 Januari 2021
    Bacaan 1: Ibrani Bab 3 : ayat 1 – ayat 4

    AYAT EMAS: Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?

    ALASAN: Ada sebuah pepatah yang berkata, "Mempunyai anak sama seperti bermain layangan. Bila diulur terlalu jauh maka akan hilang terbawa angin. Namun, bila ditarik terus maka benangnya akan putus". Saya juga berpikir bahwa sepasang manusia saja bisa sangat menyayangi anak mereka, apalagi dengan kasih sayang Bapa di Surga.

    Dari hal-hal tersebut, saya menarik kesimpulan bahwa orang tua yang baik, seperti Bapa tahu kapan harus melepas anaknya maupun menuntunnya kembali. Kadangkala, saya salahmengartikan kesialan sebagai karma yang diberikan Tuhan. Namun, jika saya berefleksi tentang masa lalu, pasti ada sebuah kesalahan yang mengakibatkan saya harus menerima kabar buruk tersebut.

    BalasHapus
  29. Refleksi tanggal 3 Januari 2021
    Mazmur tanggapan: Mazmur 103:1-2.13-14.17-18a

    AYAT EMAS: Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.

    ALASAN: Sama halnya dengan renungan saya sebelumnya, saya pikir bila sepasang manusia saja bisa mengasihani anaknya tanpa batas, bagaimana dengan kasih sayang Bapa di Surga. Akan tetapi, saya tidak ingin cuma berpikir saja, namun benar-benar merenungkannya dan menjadikan semangat untuk tetap percaya kepada-Nya. Saya harap saya bisa melakukannya. Amin.

    BalasHapus
  30. Refleksi tanggal 3 Januari 2021
    Bacaan Injil: Markus 6: 1-6

    AYAT EMAS: Maka Yesus berkata kepada mereka: “Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.”

    ALASAN: Kisah Yesus ditolak di Nazaret ini sebenarnya cukup mirip dengan apa yang akan saya alami. Saya sedang berusaha untuk mewujudkan sebuah mimpi. Namun, sepertinya saya akan ditolak karena keterbatasan fisik yang saya miliki.

    Hampir mirip dengan Yesus yang ditolak di kampung halamannya karena latar belakang keluarga-Nya. Alhasil, Yesus tidak mengadakan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka.

    Dari kisah ini, saya dapat menarik kesimpulan bahwa penolakan maupun ketidakpercayaan akan kuasa Tuhanlah yang membuat kita tidak merasakan mujizat-Nya. Alih-alih menyalahkan Tuhan, saya seharusnya lebih mempercayai-Nya. Sebab tak ada yang mustahil selama kita bersama-sama dengan Tuhan. Amin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kawan
      Percayalah kamu sungguh luar biasa
      talentamu sangat berguna bagi sesamamu
      Tunjukkan bahwa kamu memiliki kelebihan yang luar biasa
      God bless you

      Hapus
  31. Minggu, 07 Februari 2021
    Channel YouTube: FOKUS MINOMARTANI
    Waktu: 08 Februari 2021
    Bacaan Injil: Markus Bab 1 : ayat 29 – ayat 39
    Nama Pastur: Romo Antonius Gunardi, MSF
    AYAT EMAS: Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.
    RANGKUMAN HOMILI:
    Untuk memulai sesi homili, Romo Anton menyorot kehidupan Yesus yang dijelaskan dalam Markus 1: 29-19. Di sela-sela kesibukannya, Yesus rupanya menyempatkan untuk bangun di pagi hari untuk berdoa. Setelah itu, Ia pergi ke kota-kota untuk memberitakan Injil dan mengadakan mujizat. Mujizat yang dibuat Yesus bukanlah sebuah propaganda, namun adalah alasan mengapa kita mengakui Ia sebagai Juru Selamat.

    Romo Anton juga menceritakan sebuah kisah tentang seorang fotografer asal Afrika Selatan yang bernama Kevin Carter. Almarhum mendapat Penghargaan Pulitzer, salah satu penghargaan jurnalistik bergengsi di dunia. Sebab Carter berhasil berhasil mengabadikan foto seorang gadis lemah dan kurus yang sedang menyeret dirinya menuju ke penampungan PBB, dimana saat itu ada burung bangkai yang sedang berada di belakangnya.

    Memang benar kata pepatah bahwa sebuah gambar mampu menyampaikan ribuan kata. Setelah gambar tersebut dimuat di New York Times, Carter mendapat banyak cibiran dari masyarakat yang menyayangkan kenapa ia tidak menolong anak itu dan malah menjadikannya sebagai objek foto. Di sisi lain, ada aturan yang menyatakan tak boleh ada interaksi berlebihan antara para jurnalis dan wartawan dengan para korban kelaparan untuk mengurangi resiko tertular penyakit sehingga Carter tak bisa berbuat banyak.

    Karena rasa bersalah yang datang bersamaan dengan peningkatan popularitasnya, ia memutuskan untuk bunuh diri tak lama setelah menerima penghargaan tersebut. Meski begitu, Romo Anton mengajak umat untuk menjadikan kisah almurhum Kevin Carter ini sebagai pelajaran. Penyesalan selalu datang belakangan. Oleh sebab itu, jangan sampai kita menyesal ketika tidak bisa mewartakan Injil saat ada kesempatan. Terlebih lagi, seorang bijak pernah berkata, "Hidupmu dan Hidupku adalah Injil yang hidup".

    Setelah merenungkan homili Romo Anton ini, saya berpikir bahwa memang saja jarang menyebarkan ayat Alkitab ke media sosial yang saya punya. Karena kepribadian dan pengalaman yang saya punya, saya jarang menyuarakan isi hati saya baik, baik secara daring maupun luring. Namun, saya juga mulai menyadari bahwa saya mulai terbuka perasaan saya ketika mulai menulis renungan di blog ini. Saya berharap refleksi kecil yang selama ini saya tulis bisa membawa saya dan sesama kepada keselamatan yang dijanjikan Yesus. Amin.

    BalasHapus
  32. Renungan terlambat untuk tanggal 18 Januari 2021
    Bacaan 1: Ibrani Bab 5 : ayat 1 – ayat 10

    AYAT EMAS: Ibrani 5:2-3 yang berbunyi, "Ia harus dapat mengerti orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat, karena ia sendiri penuh dengan kelemahan yang mengharuskannya untuk mempersembahkan korban karena dosa, bukan saja bagi umat, tetapi juga bagi dirinya sendiri."

    ALASAN: Saya pikir saya tertarik dengan ayat ini karena saya cukup prihatin dengan kemerosotan budi pekerti yang terjadi pada milenial, termasuk saya. Bisa dibilang saya terinpirasi dari pelajaran PKn pada hari ini dimana Bu Disi memberikan kuis tentang kebangkitan nasional sebelum kemerdekaan. Saya kagum dengan tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan yang memanfaatkan ilmu dan potensinya dengan baik demi sesama dan Tuhan.

    Di sisi lain, sekarang di berbagai media sosial, kata-kata kotor, ajaran yang tidak baik, hingga ejekan yang membuat mental pembacanya down kerap digaungkan. Lambat laun, kebiasaan yang niatnya cuma gurauan antar teman itu bercabang di lingkungan sekolah, keluarga, bahkan masyarakat. Biasanya, para pelaku mengelak dengan alasan bahwa mereka cuma bercanda. Alih-alih mewartakan Injil, saya sendiri juga mengaku bahwa saya juga pernah melakukan hal-hal berikut.

    Setelah hiatus menulis renungan, saya merasakan kemerosotan sikap, perilaku, dan pikiran yang signifikan. Sehabis membaca ayat ini, saya harap saya bisa rutin menuturkan hal-hal yang baik, berbuat hal yang berbuah surga, serta mengurangi pikiran tentang hal-hal duniawi dan hasrat manusia. Amin.

    BalasHapus
  33. Renungan terlambat untuk tanggal 18 Januari 2021
    Mazmur Tanggapan: Mazmur 110:1.2.3.4

    AYAT EMAS: Pada hari tentaramu bangsamu merelakan diri untuk maju dengan berhiaskan kekudusan; dari kandungan fajar tampil bagimu keremajaanmu seperti embun.

    ALASAN: Saat membaca ayat ini, saya sadar bahwa ayat-ayat dalam Injil Mazmur begitu indah. Majas yang dipakai begitu beragam. Saya berharap bahwa majas-majas yang digaungkan dalam semua Injil di Alkitab dapat memberi gambaran kepada saya mengenai Allah dan bagaimana Ia mengasihi saya. Amin.

    BalasHapus
  34. Renungan terlambat untuk tanggal 18 Januari 2021
    Bait Pengantar Injil : Ibrani Bab 4 : ayat 12

    AYAT EMAS: Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

    ALASAN: Ayah saya suka menonton drama kolosal tentang silat yang berlatar era kekaisaran maupun dinasti di berbagai negara, khususnya dataran Cina dan Korea. Alhasil, saya penasaran dan menyaksikan beberapa drama yang mirip-mirip dengan rekomendasi yang diberikah ayah saya.

    Salah satu adegan yang menurut saya paling seru adalah pertarungan pedang. Sebab itu, ayat yang menyorot tentang pedang bermata dua ini langsung menarik perhatian saya. Terlebih sebagai penggemar adegan pertarungan pedang, saya tahu pasti bagaimana tajam dan kuatnya pedang bermata dua.

    Di sisi lain, Ibrani 4: 12 memvokalkan bahwa firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun. Saya mengakui bahwa hal itu memang benar. Namun, mengingat saya moodyan atau angin-anginan, sayatan firman Allah belum cukup kuat tertanam di hati saya. Itu tandanya saya harus lebih banyak belajar dan lebih rajin dalam literasi Alkitab. Amin

    BalasHapus
  35. Tantangan godaan rintangan selalu berada di hadapan kita jangan ragu teruslah berjuang peganglah Tuhan berada di sisimu

    BalasHapus
  36. Refleksi tanggal 30 Maret 2021
    Laporan Perayaan Ekaristi 28 Maret 2021
    Channel: Paroki Minomartani (28 Maret 2021)
    Waktu: 28 Maret 2021 pukul 17.00-18.30
    Bacaan Injil: Markus 14: 1-15: 47
    Pastor: Romo Antonius Gunardi
    AYAT EMAS: Filipi 2: 6 yang berbunyi, "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menggangap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan."
    RANGKUMAN HOMILI: Dalam hidup tak ada sesuatu yang kebetulan. Saat pertama kali menulis refleksi di blog Pak Slamet ini, saya mengajukan pertanyaan perihal tunggangan Yesus ke Yerusalem. Keganjalan tersebut akhirnya terjawab saat saya mengikuti perayaan ekaristi di Minggu Palma ini. Saya percaya ini adalah wujud panggilan Tuhan untuk kembali berefleksi di blog ini.

    Keistimewaan dari Minggu Palma bukan terletak pada sang keledai. Kesimpulan itu saya dapat setelah Romo Anton menerangkan sebuah cerita. Dari situ, saya juga mengambil amanat bahwa pencapaian yang kita dapatkan selama hidup di dunia ini karena Tuhan yang berkarya dalam diri kita. Di tiga bulan pertama tahun 2021 ini, saya mendapat beberapa pencapaian yang tidak pernah saya dapat sebelumnya. Saya harap saya tidak 'tinggi hati' dan tetap percaya bahwa Tuhan selalu berkarya dalam diri saya. Amin.

    BalasHapus
  37. Nama: Valentina Cahaya Kusuma Astuti
    Kelas: 8C
    Nomor: 31

    Refleksi untuk Senin, 19 April 2021
    - Bacaan Pertama Kisah Para Rasul Bab 6 : ayat 8 – ayat 15 dan
    Ayat emas: Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.
    - Mazmur Tanggapan Mazmur 119:23-24.26-27.29-30
    Ayat emas: Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah aku Taurat-Mu.

    REFLEKSI: Tempo hari, saya mengikuti sebuah misa yang dipimpin oleh Romo Anton. Saat itu, beliau menyebut nama Santa Faustina, yang merupakan salah satu orang yang diberi penglihatan tentang neraka. Dan ketika saya membaca sepenggal kisah tentang Santo Stefanus, saya merasa prihatin ke pada diri. Sebab saya tidak banyak membaca tentang kehidupan santo dan santa sebelumnya.
    Dari kisah Santo Stefanus ini saya kembali diingatkan untuk banyak membaca Alkitab dan kisah-kisah hidup inspiratif seperti ini guna memerangi berita bohong dan cobaan-cobaan iblis. Saya percaya bila wawasan kita luas, iman kita juga tak mudah tumbang dan kita akan diarahkan menuju kebenaran-Nya.

    - Bacaan Injil Yohanes Bab 6 : ayat 22 – ayat 29
    Ayat emas: Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.
    REFLEKSI: Dalam beberapa bulan, saya dikejutkan dengan banyaknya tugas dan ujian yang datang silih berganti hari. Sebab itu, saya jarang berdoa rosario bersama keluarga saya dan jarang membaca Alkitab. Padahal saya bisa. Namun, saya enggan menyempatkan waktu untuk Tuhan.
    Refleksi ini saya tulis dengan harapan saya bisa membagi waktu saya dengan lebih baik. Saya berharap saya tidak melupakan demi kepentingan duniawi semata. Jika saya lupa, saya berharap Tuhan mengingatkan saya melalui orang-orang yang saya kasihi. Amin.

    BalasHapus
  38. Nama: Valentina Cahaya Kusuma Astuti
    Kelas: 8C
    Nomor: 31

    Refleksi untuk Selasa, 20 April 2021
    - Bacaan Pertama: Kisah Para Rasul Bab 7 : ayat 51 – Bab 8 : ayat 1a
    Ayat emas: Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.
    - Mazmur Tanggapan: Mazmur 31:3cd-4.6ab.7b.8a.17.21ab
    Ayat emas: Sebab Engkau bukit batuku dan pertahananku, dan oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
    REFLEKSI: Dari bacaan pertama ini, saya bisa melihat betapa "sumeleh" Santo Stefanus terhadap Tuhan. Sementara itu, saya juga bisa melihat rasa "sumeleh" yang sama pada diri Daud saat membaca Mazmur kali ini. Saya jadi teringat pada homili Romo Anton. Beliau memberikan contoh melalui momen Albert Einsteen bersama supirnya.
    Pada suatu momen, sang supir mengantar Einsteen untuk mengajar. Berhubung ia sudah sering mendengarkan Einsteen memaparkan teori relativitas, ia menyampaikan harapannya untuk menggantikan Einsteen mengajar. Berhubung Einsteen belum terkenal, permintaan sang supir langsung disetujui.
    Selama sesi mengajar, "Einsteen palsu" itu mampu memaparkan materi dengan baik dan tidak dicurigai. Namun, saat sesi tanya, ada seorang profesor yang memberikan pertanyaan yang belum pernah sang supir dengar. Namun, dengan tenang ia berkata, "“Saya heran mengapa Anda harus bertanya pada saya. Bahkan untuk menunjukkan betapa sederhananya jawaban pertanyaan Anda, saya akan meminta sopir saya untuk datang ke sini dan menjawab pertanyaan Anda!” Pada akhirnya, Einsteen lah yang menjawab pertanyaan itu dan presentasi mereka sukses besar.
    Pesan yang ingin Romo Anton sampaikan adalah jika kita bergaul dengan Allah (rutin membaca Alkitab dan berdoa), kita akan bisa menjalani hidup tanpa beban atau dalam istilah orang Jawa "sumeleh". Sebab Allah akan setia menuntun dan membimbing kita dalam problematika kita sehari-hari. Saya harap refleksi kali ini akan membantu saya untuk lebih "sumeleh" terhadap apapun rencana dan kehendak Allah. Amin.

    - Bacaan Injil Yohanes Bab 6 : ayat 30 – ayat 35
    Ayat emas: “Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan?
    REFLEKSI: Berbicara tentang 'tanda' membuat saya teringat homili seorang pastur saat saya mengikuti misa di TVRI. Saat itu, sang romo memberikan sebuah contoh melalui seorang pemburu bernama Tibuki. Tibuki sedang bersiap-siap untuk 'menumbangkan' hewan burunannya. Sayangnya, ia malah terpleset ke dalam jurang dan meninggal. Saat itu, ia melihat sebuah gerbang yang dijaga oleh seorang malaikat.
    Malaikat itu mengajak Tibuki untuk berjalan-jalan melihat surga dan neraka. Di neraka, ada sebuah meja besar yang penuh makanan, tapi dikelilingi oleh orang-orang yang bertubuh kurus. Rupanya hal itu terjadi karena mereka tidak bisa menggunakan sumpit raksasa. Tibuki dan sang malaikat lantas beralih menuju surga. Di sana, terdapat juga meja besar yang penuh makanan. Namun, dikelilingi oleh orang-orang yang tubuhnya 'berisi'. Meskipun di surga sama-sama menggunakan sumpit rakasasa untuk makan, penghuni surga bukan menggunakan sumpit demi kerakusan mereka semata melainkan dengan saling menyuapi satu sama lain.
    Setelahnya, ada seorang malaikat yang memberitahukan kepada temannya bahwa Tibuki yang seharusnya masuk surga bukan Tibuki si pemburu melainkan Tibuki si peternak. Alhasil, Tibuki tak jadi meninggal. Dari kisah ini, saya menangkap pesan bahwa Tuhan selalu memberikan 'tanda' kepada kita setiap waktu. Namun, kita bisa saja melewatkan tanda itu. Sebab 'tanda' Allah umumnya hanya disadari oleh orang yang bergaul dengan Allah, yakni orang yang rajin membaca sabda-Nya dan rutin berkomunikasi dengan-Nya melalui doa. Semoga setelah menulis refleksi kali ini saya bisa semakin peka terhadap tanda-tanda yang diberikan Allah. Amin.

    BalasHapus
  39. Nama: Valentina Cahaya Kusuma Astuti
    Kelas: 8C
    Nomor: 31

    Refleksi untuk Rabu, 21 April 2021
    - Bacaan Pertama Kisah Para Rasul Bab 8 : ayat 1b – ayat 8
    Ayat emas: Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan.
    - Mazmur Tanggapan Mazmur 66:1-3a.4-5.6-7a
    Ayat emas: Katakanlah kepada Allah: “Betapa dahsyatnya segala pekerjaan-Mu; oleh sebab kekuatan-Mu yang besar musuh-Mu tunduk menjilat kepada-Mu.
    REFLEKSI: Berhubung hari ini adalah hari Kartini, saya tertarik untuk menghubungkan kisah Stefanus dengan Kartini. Sebelum menemui ajalnya, Stefanus berkata, “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku." Saya menafsirkan bahwa Yesus adalah 'perantara' antara Stefanus dengan Bapa. Di lain waktu, Kartini mempelopori emansipasi wanita melalui 'perantara' tulisannya yang membahas tentang isu-isu sosial dan kesejahteraan perempuan.
    Dari kedua perumpaan tersebut, saya menyadari bahwa saat karya tulis rohani saya di blog Pak Slamet ini bisa menjadi pengantara antara saya dan Tuhan. Saya harap refleksi-refleksi yang saya tulis dapat membantu saya untuk lebih rajin membangun relasi dengan Tuhan di masa yang akan datang. Amin.

    - Bacaan Injil Yohanes Bab 6 : ayat 30 – ayat 35
    Ayat emas: Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.
    REFLEKSI: Sama halnya dengan bacaan pertama dan Mazmur, bacaan Injil kali ini juga masih membahas tentang 'perantara'. Kemarin, saya menyorot tentang rasa 'sumeleh' Santo Stefanus terhadap Tuhan. Namun, saat membaca Injil hari ini, saya baru menyadari bahwa rasa 'sumeleh' itu ada dalam diri Stefanus karena Yesus merupakan perantaranya dengan Bapa. Hal ini terlihat ketika ia berkata, “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."
    Saya juga menyadari bahwa ketika saya membaca Alkitab, saya otomatis belajar tentang kehidupan Yesus. Dari situ, saya menyadari bahwa rencana Allah seringkali berbeda dengan rencana saya. Namun, lambat laun, saya mulai memahami mengapa harus terjadi demikian. Semoga refleksi-refleksi yang saya tulis selalu membekas di hati saya dan mampu membuat saya menjadi 'sumeleh' sehingga mampu menyadari bahwa Yesus adalah perantara kita menuju hidup kekal. Amin.

    BalasHapus
  40. Refleksi untuk Kamis, 22 April 2021
    - Bacaan 1
    Ayat emas: Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia.

    - Mazmur tanggapan
    Ayat emas: Pujilah Allah kami, hai bangsa-bangsa, dan perdengarkanlah puji-pujian kepada-Nya! Ia mempertahankan jiwa kami di dalam hidup dan tidak membiarkan kaki kami goyah.

    - Bacaan Injil
    Ayat emas: Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.

    PESAN: Beberapa hari ini, bacaan pertama dan Mazmur menyorot tentang 'pertobatan'. Dari mulai perjalanan pertobatan Saulus saat ia bertemu dengan Stefanus hingga pertobatan para sida-sida atau patih-patih Kerajaan Etiopia. Berbicara tentang pertobatan, seringkali saya mengalami pasang surut iman atau kepercayaan (konsolasi – desolasi).
    Saya mempertanyakan keberadaan Bapa, tidak tahu apa tujuan hidup, terbawa arus dalam masalah hidup, mengalami banyak distraksi, dan galau dengan hidup yang penuh dengan tidak kepastian. Menurut definisi pribadi, pertobatan terbagi menjadi dua tahap. Pertama, diawali dengan ketidakmampuan seseorang menghadapi ujian hidup yang diberikan Allah. Dan terakhir adalah jalan pertobatan itu sendiri karena kesalahan yang dibuat.
    Berbicara tentang 'ujian', saya jadi teringat pada nilai-nilai ujian saya yang dibawah KKM. Pada ujian tertentu, saya mendapat kesempatan untuk remidial. Namun, dalam kasus 'ujian hidup', saya menyadari bahwa cobaan dan godaan yang datang sangat bervariasi dan kita tidak bisa melakukan remidial. Seringkali saya salah ambil langkah dan kemudian menyesal. Namun, penyesalannya hanya bersifat sementara dan saya mengulangi kesalahan yang sama berulang kali. Selepas menulis refleksi ini, saya berharap bisa melewati ujian hidup yang Tuhan berikan secara 'sumeleh' sebagai bentuk pertobatan saya sepanjang sisa kehidupan saya. Amin.

    BalasHapus
  41. Nama: Valentina Cahaya Kusuma Astuti
    Nomor: 31
    Kelas: 8C

    Refleksi Jumat, 23 April 2021
    - Bacaan 1: “Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.”
    - Mazmur Tanggapan: Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya!
    - Bacaan Injil: Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.

    PESAN: Kristus pernah berkata, "Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia." Kutipan ini rupanya juga bisa dihubungkan dengan Paulus yang berkata, "Sekarang bukan lagi saya yang hidup, tetapi Kristus yang hidup dalam diri saya. Hidup yang saya hayati sekarang adalah hidup oleh iman kepada Anak Allah yang mengasihi saya dan yang telah mengurbankan diri-Nya untuk saya." Saya juga tertarik untuk menghubungkannya dengan pengalaman pribadi saya.
    Beberapa tahun yang lalu, saya dihadapkan pada sebuah prediksi bahwa saya 'kemungkinan' buta warna. Beberapa bulan kemudian, saya melakukan tes buta warna saat ada pemeriksaan rutin di sekolah dan saya mendapatkan hasil yang kurang memuaskan. Entah bagaimana sejak saat itu, saya mulai menjauh dari Tuhan. Seolah-olah saya berpikir bahwa hidup saya benar-benar berakhir jika saya memang buta warna.
    Namun, takdir berkata lain. Pada hari Kamis, 22 April 2021, saya melakukan tes buta warna kembali di rumah sakit. Kali ini, saya dinyatakan lolos. Saya menyesal ketika saya seolah 'menyalahkan' Tuhan selama beberapa tahun belakangan ini. Saya takut tidak bisa menggapai cita-cita saya karena keterbatasan saya.
    Menurut saya, pengalaman saya saat menerima surat keterangan saya lolos tes buta warna serupa dengan pengelihatan Saulus yang kembali oleh karena Roh Kudus. "Supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.” Semoga pengalaman ini menjadi sarana saya untuk re-born dan memperbarui iman saya. Amin.

    BalasHapus
  42. Valentina Cahaya 31 8C

    * MINGGU PALMA,
    Laporan Perayaan Ekaristi 28 Maret 2021
    Channel: Paroki Minomartani (28 Maret 2021)
    Waktu: 28 Maret 2021 pukul 17.00-18.30
    Bacaan Injil: Markus 14: 1-15: 47
    Pastor: Romo Antonius Gunardi
    AYAT EMAS: Filipi 2: 6 yang berbunyi, "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menggangap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan."
    RANGKUMAN HOMILI: Dalam hidup tak ada sesuatu yang kebetulan. Saat pertama kali menulis refleksi di blog Pak Slamet ini, saya mengajukan pertanyaan perihal tunggangan Yesus ke Yerusalem. Keganjalan tersebut akhirnya terjawab saat saya mengikuti perayaan ekaristi di Minggu Palma ini. Saya percaya ini adalah wujud panggilan Tuhan untuk kembali berefleksi di blog ini.

    Keistimewaan dari Minggu Palma bukan terletak pada sang keledai. Kesimpulan itu saya dapat setelah Romo Anton menerangkan sebuah cerita. Dari situ, saya juga mengambil amanat bahwa pencapaian yang kita dapatkan selama hidup di dunia ini karena Tuhan yang berkarya dalam diri kita. Di tiga bulan pertama tahun 2021 ini, saya mendapat beberapa pencapaian yang tidak pernah saya dapat sebelumnya. Saya harap saya tidak 'tinggi hati' dan tetap percaya bahwa Tuhan selalu berkarya dalam diri saya. Amin.

    BalasHapus
  43. Cahaya 31 8C

    * KAMIS PUTIH
    Laporan Perayaan Ekaristi 1 April 2021
    Channel: Paroki Minomartani (28 Maret 2021)
    Waktu: 1 April 2021 pukul 19.30
    Bacaan Pertama Keluaran Bab 12 : ayat 1 – ayat 8. ayat 11 – ayat 14
    - Ayat emas: Berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun di tanah Mesir: “Bulan inilah akan menjadi permulaan segala bulan bagimu; itu akan menjadi bulan pertama bagimu tiap-tiap tahun.”
    Mazmur Tanggapan Mazmur 116:12-13.15-16bc.17-18
    - Ayat emas: Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama TUHAN,
    Bacaan Kedua 1 Korintus Bab 11 : ayat 23 – ayat 26
    - Ayat emas: Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!”
    Bacaan Injil Yohanes Bab 13 : ayat 1 – ayat 15
    - Ayat emas: Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.
    Pastor: Romo Andrianus Sulistyono, MSF
    Pesan dan kesan:
    Dengan mengikuti perayaan ekaristi, saya semakin perjalanan hidup Yesus Kristus merupakan bagian dari pemenuhan janji Allah. Saat menghubungkan bacaan Injil dengan bacaan pertama, saya semakin yakin bahwa Allah tidak pernah melanggar janji-Nya.
    Allah menepati janjinya untuk membebaskan bangsa Israel dari penjajahan bangsa Mesir. Di lain waktu, Allah kembali menepati janjinya untuk memberikan Juru Selamat. Kali ini, keselamatan yang dijanjikan Yesus tak sekadar untuk bangsa pilihan Allah semata melainkan untuk siapapun yang percaya kepada-Nya. Amin.

    BalasHapus
  44. Cahaya 31 8C
    * JUMAT AGUNG,
    Laporan Misa 2 April 2021
    Bacaan Pertama Yesaya Bab 52 : ayat 13 – Bab 53 : ayat 12
    - Ayat emas: Tuhan berkata, “Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil; ia akan disanjung dan ditinggikan.”
    Mazmur Tanggapan Mazmur 31:2.6.1-13.15-16.17.25
    - Ayat emas: Pada-Mu, TUHAN, aku berlindung, janganlah sekali-kali aku mendapat malu. Luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; Engkau membebaskan aku, ya TUHAN, Allah yang setia.
    Bacaan Kedua Ibrani Bab 4 : ayat 14 – ayat 16; Bab 5 : ayat 7 – ayat 9
    - Ayat emas: Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
    Bacaan Injil Yohanes Bab 18 : ayat 1 – Bab 19 : 42
    - Ayat emas: Jawab Yesus: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.”

    Kesan dan pesan:
    Kesetian Allah dalam menepati janji-Nya terhadap umatnya semakin diperjelas oleh ayat-ayat yang saya baca kali ini. Namun, bukan cuma itu saya juga melihat rasa ‘sumeleh’ dalam diri Yesus. Meski mampu melihat masa depan, Ia sepenuhnya berserah kepada Bapa.
    Kebetulan saya memiliki kenalan seorang dokter yang beragama Katolik. Nama beliau adalah dr. Cahyo. Istri beliau meninggal dunia beberapa bulan lalu. Sebagai seorang dokter yang sudah menginjak usia kepala lima, beliau sudah berhadapan dan melewati berbagai macam problematika hidup.
    Ketimbang berfokus pada harta duniawi, dr. Cahyo lebih sering menulis buku rohani dan kesehatan. Salah satu favorit saya adalah buku “Membangun di Atas Batu: Berpengharapan dalam Penderitaan Bertumbuh dalam Iman”.
    Saat membaca buku itu, saya menyadari bahwa level ‘sumeleh’ Tuhan Yesus dan manusia berbeda. Yesus sudah bisa memprediksi penderitaan-Nya bahkan sebelum Ia dilahirkan. Yesus dapat merasakan hal-hal manusiawi, seperti rasa lapar dan mengantuk. Namun, Yesus adalah Allah. Alhasil, Yesus dapat berserah atau ‘sumeleh’ meskipun ia belum mengalami penderitaan.
    Lain cerita dengan manusia. Level ‘sumeleh’ bisa dicapai oleh seorang manusia dengan syarat ia sudah merasakan penderitaan sebelumnya. Hal itulah yang terjadi pada dr. Cahyo ketika ia diitinggalkan oleh istrinya. Hal ini membuat saya menyadari bahwa segala problematika pasti ada hikmahnya. Mereka akan membantu iman saya untuk tubuh dan semakin berserah kepada Tuhan. Amin.

    BalasHapus
  45. Cahaya 31 8C

    * SABTU SUCI,
    Bacaan Pertama Kejadian Bab 1 : ayat 1 – Bab 2 : ayat 2
    - Ayat emas: Kejadian 1: 31 yang berbunyi, "Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik."
    Mazmur Tanggapan Mazmur 104:1-2a.5-6.10.12.13-14.24.35c
    - Ayat emas: Pujilah TUHAN, hai jiwaku! TUHAN, Allahku, Engkau sangat besar! Engkau yang berpakaian keagungan dan semarak, yang berselimutkan terang seperti kain,
    Bacaan Kedua Kejadian Bab 22 : ayat 1 – ayat 18
    - Ayat emas: Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku.
    Bacaan Injil Matius Bab 28 : ayat 1 – ayat 10
    - Ayat emas: Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: “Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya.
    Pesan dan kesan:
    Saya tidak mengikuti misa Sabtu Suci karena sepengetahuan saya tidak perlu mengikuti lagi jika saya sudah mengikuti Misa Minggu Paskah. Sebab sewaktu itu saya sudah mendapat jatah misa Minggu Paskah secara offline.
    Namun, saya membaca bacaan pertama, Mazmur tanggapan, bacaan kedua, dan Injil untuk hari itu. Dari situ, saya menarik kesimpulan bahwa berkat Allah tak sebatas pada satu orang yang beriman saja melainkan beribu-ribu keturunan dari orang tersebut. Hal tersebut terjadi pada Abraham. Oleh karena imannya, bangsa Israel menjadi sarana penggenapan janji Allah perihal Sang Juru Selamat.

    BalasHapus
  46. * MINGGU PASKAH
    Minggu, 4 April 2021
    Jenis Misa: Offline
    Paroki: Minomartani
    Gereja: Santo Petrus dan Paulus
    Waktu: 4 April 2021 pukul 07.00 WIB
    Nama Pastur: Romo Andrianus Sulistyono, MSF
    Bacaan Pertama Kisah Para Rasul Bab 10 : ayat 34a. ayat 37 – ayat 43
    - Ayat emas: Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya.
    Mazmur Tanggapan Mazmur 118:1-2.16ab-17.22-23
    - Ayat emas: Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Biarlah Israel berkata: “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!”
    Bacaan Kedua Kolose Bab 3 : ayat 1 – ayat 4
    - Ayat emas: Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
    Bacaan Injil Yohanes Bab 20 : ayat 1 – ayat 9
    - Ayat emas: Kesaksian tersebut juga dikatakan Paulus kepada Jemaat di Kolose bahwa berkat Kristus, umat mendapat hidup baru. Hidup baru itu masih tersembunyi dan baru dihayati secara iman. Hidup baru itu akan menuju kepenuhannya dalam Kristus Yesus.
    Kesan dan pesan:
    Setelah mendengarkan khotbah Romo Andre, saya semakin percaya bahwa Allah memenuhi janji-Nya melalui perjalanan hidup Yesus Kristus.

    BalasHapus