Pawitikra CATHOLIC Students: Rangkuman 8 Katolik 2

WELCOME & GOD BLESS YOU ALWAYS

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Kamis, 03 Juni 2021

Rangkuman 8 Katolik 2

Dalam menyatakan diri-Nya kepada manusia, Allah kerap menggunakan simbol atau lambang.
Kehadiran Allah tidak pernah langsung dalam wujud aslinya; seperti kepada Musa, Allah menampakan diri melalui bara api, kepada Samuel dalam bentuk suara, kepada Bangsa Israel melaui tiang awan.
Allah juga kerap kali menyatakan diri melalui pribadi-pribadi tertentu seperti para Nabi.
Allah dalam kebaikan dan kebijaksanaa-Nya berkenan menyatakan diri-Nya secara utuh dalam dan melalui diri Yesus Kristus ( Ef 1:9 ).
Melalui dan dalam pribadi Yesus Kristus, Allah menyatakan rencana kehendak-Nya.
Didalam dan melalui sabda serta karya-Nya, Allah bisa dikenal secara utuh.
Didalam Lumem Gentium ( LG ) Art.9c dikatakan, “ia membentuk mereka menjadi Gereja sebagai, supaya bagi semua dan setiap orang menjadi sakramen kelihatan yang menandakan kesatuan yang menyelamatkan.”


Gereja sebagai persekutuan yang dijiwai Roh Kudus adalah suci dan mengungkapkan diri sebagai sakramen keselamatan (LG.Art 1;9c)
Gereja mengespresikan karya keselamatan Kristus dengan tanda dan sarana penyelamatan Kristus yang kita kenal 7 sakramen Gereja.
Ke-7 sakramen Gereja yaitu: Sakramen Baptis, Ekaristi, Tobat, Krisma, Imamat, Perkawinan dan Pengurapan orang sakit.
Yesus dan Sakramen
Ke-7 sakramen tersebut mengandung 4 aspek yaitu:- Sakramen selalu berpusat pada Yesus Kristus
- Terjadi didalam Gereja-Nya
- Bersifat pribadi dan indrawi/manusiawi
- dan menjadi simbol/sarana keselamatan yang diperlukan oleh manusia.

Kuasa Allah yang ada dalam diri Yesus untuk menyelamatkan orang ditampakan melalui tanda yang dibuat Yesus (mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu) dan kata-kata yang diucapkan Yesus (“Jadilah engkau tahir”).
Tanda dan kata terkait satu dengan yang lain: kata menjelaskan tanda dan tanda meneguhkan kata. Begitu tanda dan kata diunkapkan, maka “seketika itu juga” keselamatan terjadi.
Kata “sakremen” (sacramentum: sacer/sacrum), berarti “sesuatu yang menjadikan kudus tau keramat”, juga “semua hal yang berhubungan dengan yang kudus”.

Baru pada abad ketiga kata sacramentum dipakai didalam Gereja untuk menerjemahkan kata Yunani: mysterion (mysterion) yang artinya sama, yaitu: rahasia (misteri).
Sesuatu yang kudus atau keramat sangat erat berkaitan dengan ide tentang sesuatu yang transcenden, yang ilahi, yang menarik (fascinosum), sekaligus yang menakutkan (tremandum)
Dalam penghayatan sehari-hari orang biasanya menggunakan tanda-tanda dan lambang untukmengungkapkan rasa keagamaannya terhadap Yang Maha Kudus, Yang Maha Tinggi, dst.
Sakramentali ialah tanda-tanda suci yang atas cara yang mirip yang mirip dengan sakramen menandakan efek-efek, terlebih yang rohani, yang diperoleh berkat permohonan Gereja.
Sakramen (sacramentum) adalah tanda sekaligus sarana yang mengungkapkan peristiwa penyelamatan Allah kepada manusia.
Ada 3 aspek dalam karya penyelamatan Yesus, yakni:- Aspek ilahi: kehadiran Allah, yang dalam hal ini tampak dalam pribadi Yesus Kristus
  • Aspek personal-manusiawi: iman dan kesediaan orang menerimanya serta tanda berupa kata/perbuatan yang dapat dirasakan dan didengar dan dialami.
  •  Aspek sosial/jemaat: adanya orang-orang yang hadir/jemaat yang menyaksikan.
Gereja adalah sakramen, yakni tanda dan sarana persatuan dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia.
Gereja harus terus menerus disucikan oleh Roh Kudus, supaya tetap menjadi baru.
Gereja harus terus menerus menyalurkan rahmat Tuhan, yitu keselamatanm kepada manusia.
Masing-masing sakramen memakai tanda dan saranya sendiri.
Gereja adalah persekutuan orang-orang beriman kepada Yesus Kristus.
Dengan menerima sakramen Baptis, seseorang dimasukkan ke dalam kehidupan Allah Bapa yang mencipta, Yesus Kristus Putra Allah yang menebus dan Roh Kudus Yang menyucikan dan menyertai perjalanan hidupnya.
Upacara inisiasi Kristen dilaksanakan dalam 4 masa dan 3 tahap: 
1. Masa prakatekumenat, 
2. masa katekumenat, 
3. masa persiapan terakhir, 
4. Masa Mistagogi.

Seseorang yang mau menjadio Murid Kristus pertama-tama harus percaya atau beriman kepada Yesus Kristus.
Beriman tidak hanya berarti mengetahui, melainkan percaya dan hidup sesuai dengan ajarannYa dan berupaya ikut mewartakan serta mewujudkan ajaranNya dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui upacara sakramen Baptis seseorang dilahirkan kembali dari air dan Roh..
Arti dilahirkan dari air dan Roh adalah, orang itu memperoleh air kehidupan dan Roh kehidupan.
Buah atau rahmat pembaptisan: Mendapat pengampunan, menjadi “ciptaan baru”, memperoleh rahmat pembenaran atau pengudusan, digabungkan menjadi anggota Gereja, dimeteraikan.
Yang termasuk sakramen inisiasi adalah: babtis, krisma dan ekaristi.
Sakramen Ekaristi adalah pokok dan puncak dari segala sakramen.
Dalam Perayaan sakramen Ekaristi yang menjadi puncak perayaan adalah Doa Syukur Agung.
Percampuran air (sedikit) pada anggur mengandung arti:- Simbolisasi kelurnya darah dan air dari lambumg Yesus
- Simbolisasi bersatunya kodrat ilahi dan manusiawi dari Yesus Kristus
- Simbolisasi persatuan kita dan Yesus Kristus

Pemasukan hosti suci (dicuil kecil) kedalam piala darah artinya, yaitu :- Tradisi Gereja Roma. Fermentum (peragian) misa Sri Paus > maka hocti kecil/secuil yang dicampurkan kedalam piala (di Paroki-paroki) melambangkan= Kesatuan Gereja
- Liturgi Syria (Timur) melambangkan= kebangkitan Yesus Kristus dan kehadirannya pada Altar
Upacara persembahan mengandung arti dan nilai simbolis. Di sana umat mempersembahkan roti dan anggur dan uang sebagai hasil bumi dan usaha dan jerih payah manusia.
Pengumpulan uang (kolekte) pada dasarnya dimaksudkan untuk orang miskin atau untuk keperluan Gereja.
Doa Syukur Agung serupa dengan “induknya”, yakni birkat ha-mazon Doa Syukur Agung terdiri dari dua bagian: Puji-syukur dan permohonan.
Yang pokok dalam perayaan Ekaristi adalah puji-syukur, yang dalam bahasa Yunani disebut eukharistia.
Perayaan Ekaristi mengenangkan sekaligus menghadirkan kembali tindakan penyelamat yang dilakukan oleh Yesusada umat manusia sekaligus mensyukurinya.
Bagi Gereja sekarang, Ekaristi merupakan Ucapan Syukur dan Pujian kepada Bapa.
Ekaristi adalah kenangan akan kurban Yesus Kristus.
Ekaristi adalah sebagai kehadiran Kristus melalui kekutan Sabda-Nya dan Roh Kudus.
Liturgi menjelaskan bahwa Sakramen Penguatan menyebabkan curahan Roh Kudus dalam kelimpahan, seperti yang pernah dialami Para Rasul pada hari Pentakosta.
Untuk menerima penguatan, orang harus berada dalam suasana rahmat.
Akibat dosa, manusia kehilangan rahmat sebagai Anak Allah yang pernah ia terima dalam sakramen babtis.
Hak untuk menerima sakramen-sakramen tidak akan diberikan bila, seseorang karena tindakan kejahatan yang amat besar terkena hukuman Gereja yang disebut: Ekskomunikasi.
Hikuman dari Gereja yang dikenakan secara otomatis kepada orang yang bersalah disebut: Latae sententiae.
Gereja Katolik oleh Yesus Kristus diberi tugas untuk membimbing umatnya supaya menjadi semakin sempurna dalam jalan menyucikan hidupnya. Salah satu cara menyucikan hidup yaitu melalui sakramen tobat. Sakramen tobat sering disebut dengn istilah lain, yaitu:· Sakramen pemulihan
· Sakramen pengakuan
· Sakramen pengampunan
· Sakramen perdamaian

Indulgensi adalah penghapusan siksa-siksa temprol di depan Allah untuk dosa-dosa yang sudah diampuni. Warga beriman Kristen yang benar-benar siap menerimanya, dibawah persyaratan yang ditetapkan dengan jelas, memperoleh dengan bantuan Gereja, yang sebagai pelayan penebusan membagi-bagikan dan memperuntukkan kekayaan pemulihan Kristus dan para kudus secara otoritatif
Yang dapat mengampuni dosa atas nama Kristus adalah hanya imam yang telah mendapat wewenang dari otoritas Gereja.
Sakit adalah bagian yang tak terpisahkan dalam hidup manusia. Dalam keadaan itu manusia menyadari ketidak mamouan, keterbatasan dan kefeneennyax

Tidak ada komentar:

Posting Komentar