WELCOME & GOD BLESS YOU ALWAYS
Jumat, 01 Januari 2021
Kamis, 31 Desember 2020
Valentina Cahaya Kusuma Astuti
Nama: Valentina Cahaya Kusuma Astuti
Nama panggilan: Cahaya (panggilan umum saya), Valen (panggilan kecil saya)
Nomor: 31
Kelas: 8C
Saya merasa begitu sedih saat merayakan Natal 2020. Sebab saya sadar bahwa saya semakin menjauh dari Tuhan. Selama pandemi, saya mengaku bahwa saya kurang totalitas saat mengikuti perayaan ekaristi melalui live streaming. Saat duduk di bangku kelas empat SD, saya sangat bersemangat selepas menerima komuni pertama karena saya merasa disapa melalui Tubuh dan Darah-Nya. Namun, sejak menerima komuni batin selama pandemi, saya merasa ada yang kurang. Sejak saat itu, pintu hati saya seperti tertutup.
Di malam kudus itu, saya merasa kecewa terhadap diri saya. Hanya karena pandemi, kehadiran Tuhan di hati saya mulai tergeser oleh hal-hal duniawi. Beberapa hari setelahnya, saya mendapat hadiah yang berharga dari Tuhan. Saya merasa disapa lagi.
Kesan dan pesanku untuk Natal tahun ini adalah Tuhan selalu menyapa kita di dalam keseharian kita. Dalam setiap nafas yang kita hembuskan, setiap detak jantung kita, orang terkasih kita, hingga pencapaian kecil yang kita dapat. Maka dari itu, saya ingin totalitas dalam mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa saya, serta akal budi saya.
Buah Natal yang bisa saya petik adalah kita tidak boleh bermalas-malasan. Sejujurnya, pencapaian akademik saya kurang memuaskan di era pandemi. Saya juga mengaku bahwa saya sesekali curang saat mengikuti ujian. Saat ujian agama yang close book, saya membaca Alkitab. Di masa depan, saya tidak ingin terjatuh dalam lubang yang sama.
Oya, saya dari dulu penasaran kenapa kendaraan Yesus ke Yerusalem adalah seekor keledai. “Keledai saja tidak terantuk pada batu yang sama,”ucap ibu saya ketika saya mengulang kesalahan yang sama. Sejak saat itu, saya yakin sudah menemukan jawabannya. Meski sering disimbolkan sebagai hewan bodoh, keledai belajar dari kesalahannya. Itulah yang diharapkan Yesus untuk kita lakukan. Jika Pak Slamet menemukan jawaban yang lain, tolong hubungi saya.
Perasaan negatif di masa Adven cenderung lebih mendominasi ketimbang perasaan positif yang ada di hati saya. Sebab itu, saya merasa tidak pantas untuk merayakan Natal. Namun, ternyata Tuhan menyapa saya terlebih dahulu. Saya merasa diberkati. Semoga kedepannya saya tidak pernah menerka hal buruk lagi tentang-Nya. Amin.
Bernadeta Luna Cahyaning Ratri
-
Disini, Kita dapat berbagi Gambar, Tulisan, Video dll! Berisikan segala hal yang berkaitan dengan kegiatan Agama Katolik bersama ! Sebagai s...
-
Salam sejahtera, damai dalam kasih Kristus Yesus senantiasa menyertai kita. Anak-anakku yang terkasih, melalui media ini kita akan saling me...
-
Kita dapat menemukan jawabannya di sini LINK INI
-
1. Berikut ini merupakan alasan keselamatan menjadi dambaan setiap insan adalah … A. tidak seorangpun yang menginginkan untuk ...