Lagu Pembukaan
Tuhan Kasihanilah
Lagu Antar Bacaan
Lagu Persembahan
Kudus
Anak Domba Allah
Lagu Komuni
Lagu Penutup
Lagu Pembukaan
Tuhan Kasihanilah
Lagu Antar Bacaan
Lagu Persembahan
Kudus
Anak Domba Allah
Lagu Komuni
Lagu Penutup
Kami para pelajar Katolik SMPN 5 mengadakan Pertemuan Ibadat dan doa guna mempersiapkan diri merayakan Paskah dan menjelang ASPD bagi kelas 9.
Juga sebagai ajang kami membangun kasih persaudaraan serta kekeluargaan diantara kami.
Kali ini kami bersama mengunjungi Alberta.
Rumah Alberta. 👈Klik
Dalam Ekaristi, kita “memecah-meeah satu roti yang memberi kita obat keabadian, penawar racun kematian, dan makanan yang membuat kita hidup selamanya dalam Yesus Kristus”. (Santo Ignatius dari Antiokhia)
Dalam Kompendium Katekismus Gereja Katolik ditulis bahwa Sakramen Ekaristi adalah kurban Tubuh dan darah Tuhan Yesus sendiri yang ditetapkan-Nya untuk mengabdikan kurban salib selama perjalanan waktu sampai kembali-Nya dalam kernuliaan.
Sakramen Ekaristi merupakan tanda kesatuan, ikatan cinta kasih, perjamuan Paskah, saat Kristus diterima hingga jiwa dipenuhi rahmat dan jaminan kemuliaan yang akan datang. Yesus sendirilah yang menciptakan Sakramen Ekaristi yang dibuktikan dengan “Perjamuan Terakhir” bersama muridnya yang diungkapkan dalam sebuah perikope “Pada malam waktu -Ia diserahkan” (1 Kor 11:23), yang sampai saat ini umat kristen merayakannya saat Kamis Putih.
Dalam menetapkan Sakramen Ekaristi ini Yesus Kristus mengumpulkan para rasul di Cenaculum dan Yesus memberikan sebuah kenangan kepada muridnya dalam bentuk perjamuan roti dan anggur, yang sebenarnya melambangkan diri-Nya untuk berkorban bagi keselamatan manusia. Sakramen Ekaristi merupakan sumber dan puncak kehidupan kristiani yang sangat mendalam kepada kita dan ibadah kita. Karena dalam Sakramen Ekaristi terkandung makna tentang kehidupan ilahi dan kesatuan umat Allah dipadukan dalam sebuah liturgi surgawi yang dikuduskan menuju pada kehidupan kekal.
Telah penulis ungkapkan diatas bahwa Ekaristi adalah sebuah kenangan Yesus kepada murid-Nya, yang dimaksud dengan kenangan adalah menghadirkan dan mengaktualkan kurban yang dipersembahkan oleh Kristus kepada Bapa di kayu salib, kurban salib dan kurban Ekaristi adalah satu dan sama. Walaupun kurban salib dengan cara berdarah sedangkan kurban Ekaristi (Sakramen Ekaristi) dengan cara tidak berdarah. Jika kita refleksikan yang paling dalam bahwa kehadiran Yesus kristus dalam Sakramen Ekaristi dengan cara unik dan tidak tertandingi. Karena dalam Sakramen Ekaristi Yesus hadir dalam rupa roti dan anggur secara total dalam bentuk Allah dan manusia.
Gereja sangat menghormati Sakramen Ekaristi. Hal itu dibuktikan dengan rnengharuskan umat-Nya untuk berpartisipasi dalam perayaan Sakramen Ekaristi Kudus setiap Minggu, dan pada hari-hari suci yang diwajibkan serta menganjurkan juga pada hari-hari lainnya.
Pentingnya Sakramen Ekaristi
Pentingnya perayaan Ekaristi untuk umat dinyatakan dalam ajaran gereja dengan berbagai ungkapan, “Ekaristi adalah sumber dan puncak hidup kristiani (LG 11). Sebab dalam Ekaristi suci tercakuplah kekayaan rohani gereja, yakni Kristus sendiri. Jadi Ekaristi merupakan pusat jemaat beriman yang dipimpin oleh imam sebagai orang yang tertahbis.
Ekaristi mempunyai beberapa makna antara lain :
Sumber dan puncak hidup kristiani, dalam arti luas dikaitkan dengan kehidupan. Sumber merupakan tempat awal keluar dan mengalirnya kekayaan rohani karena dari Ekaristi akan menyiram dan menyuburkan hidup kristian kita; puncak adalah tempat tertinggi yang menjadi pokok dan sekaligus bagian terpenting dari kehidupan kristiani umat manusia.
Sumber dan puncak pewartaan injil, secara terbatas dihubungkan dengan bagian perayaan Liturgi yaitu bagian ibadat sabda yang berpuncak pada injil.
Pusat jemaat beriman. merupakan perhatian utama umat yang berdasar dan mengarah pada Ekaristi.
Sakramen Ekaristi merupakan sebuah tanda kenangan Yesus sendiri sebaga Allah yang menjelma menjadi manusia maka dalam Sakramen Ekaristi inilah kita sebagai umat manusia membiarkan hidup kita dikuasai Allah dalam wujud Cinta Kasih Allah kepada manusia dengan menyerahkan tubuh dan darah-Nya untuk dikorbankan bagi manusia demi mendapatkan jaminan kemuliaan yang akan datang, karena di dalam Ekaristi memberikan berkat dan rahmat surgawi kepada kita, memperkuat kita dalam peziarahan hidup untuk menuju kepada kehidupan kekal yang dijanjikan Allah kepada umat- Nya.
Biasanya ada sekurang-kurangnya dua kali dalam setahun gereja memberikan pelayanan Sakramen Tobat, yaitu pada waktu masa Prapaskah dan masa Adven.
Untuk mendapat Sakramen Tobat, kita biasa mengakukan segala dosa-dosa kita di hadapan imam.
Namun seringkali ada pertanyaan, mengapa kita perlu mengakui dosa di hadapan imam dan tidak langsung saja kepada Tuhan Yesus?
Sakramen ini dinamakan Sakramen Tobat, Sakramen Pengampunan, Sakramen Pengakuan Dosa, dan Sakramen Rekonsiliasi.
Tobat mengacu kepada konversio (pembalikan), berbalik; pikiran dan hidup ditujukan kembali kepada kehendak Tuhan.
Rekonsiliasi berhubungan kembali/perbaikan hubungan dalam damai dengan Tuhan dan sesama.
Dinamakan Sakramen Pengakuan karena penyampaian, pengakuan dosa di depan Imam adalah unsur penting Sakramen ini.
Dinamakan Sakramen Pengampunan karena oleh absolusi Imam, Kristus menganugerahkan secara sakramental kepada orang yang mengakukan dosanya ”pengampunan dan kedamaian”.
Kristus Menetapkan Sakramen Pengampunan/ Tobat
Tuhan yang sudah bangkit menetapkan Sakramen ini pada malam Paskah ketika Dia menampakkan Diri kepada Para Rasul dan berkata kepada mereka, “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada” (Yoh. 20:23).
Orang yang dibaptis membutuhkan pertobatan
Panggilan Kristus untuk pertobatan terus berlangsung selama hidup orang yang dibaptis. Pertobatan merupakan kewajiban terus-menerus bagi seluruh Gereja. Gereja itu kudus, tetapi di dalamnya juga termasuk orang-orang berdosa.
Sakramen Rekonsiliasi ini ada Setelah Sakramen Pembaptisan
Rahmat kehidupan baru yang diterima dalam Sakramen Pembaptisan tidak menghapuskan kelemahan kodrat manusia dan juga kecenderungan kepada dosa. Kristus menetapkan Sakramen ini untuk pertobatan orang yang dibaptis yang terpisah dari Dia karena dosa.
Pelayan Sakramen Pengampunan/Tobat
Kristus telah mempercayakan pelayanan Rekonsiliasi ini kepada Para Rasul-Nya, kepada para Uskup yang menjadi pengganti-pengganti para Rasul dan kepada para Imam, rekan sekerja Uskup. Mereka ini menjadi pelayan kerahiman Allah. Mereka melaksanakan kuasa pengampunan dosa atas nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
Pelayan Sakramen Tobat adalah Imam. Mengapa? Allah yang imanen/dekat, bukan yang transenden (bukan yang jauh). Kehadiran Imam mewakili Tuhan sendiri. Tuhan yang menyalurkan rahmat dengan perantaraan Imam. Imam bertindak sebagai hakim, tabib, pelayan keadilan dan belas kasih Allah.
Hal atau unsur yang perlu diperhatikan dalam Sakramen Tobat:
Absolusi dianggap sebagai rumus inti Sakramen Tobat: ”Saya melepaskan Saudara dari segala dosa...”. Maka Imam yang mempunyai yurisdiksi menyatakan bahwa Tuhan telah menghapus dosa.
Penitensi merupakan denda dalam bentuk doa, perbuatan laku tapa, ziarah atau karya amal tertentu, yang diminta oleh bapa pengakuan.
Sehingga, Sakramen Pengakuan/Tobat ialah pengakuan pribadi dan utuh serta absolusi, si pendosa di perdamaikan kembali dengan Allah dan Gereja.
Pribadi artinya langsung dan secara pribadi
Integral/utuh artinya seluruhnya (bagian-bagian dijalankan)
Pengakuan si pendosa sekaligus berarti memperdamaikan kembali dengan Allah dan Gereja yang dilukai dengan perbuatan dosa mereka.
Tiga bentuk upacara tobat:
Tempat yang sebenarnya untuk menerima pengakuan adalah Gereja atau tempat ibadat (kapel) di kamar pengakuan:
kamar pengakuan selalu diadakan di tempat yang mudah dicari orang dilengkapi dengan penyekat yang kokoh antara peniten dengan bapa pengakuan