Sakramen Baptis adalah sakramen yang memberikan rahmat pengudusan yang membawa kepada kehidupan baru di jiwa kita, yang menjadikan kita anak-anak Allah dan ahli waris Kerajaan Surga. Sakramen Baptis adalah sakramen pertama yang dapat kita terima dan merupakan fondasi dan pintu masuk kepada seluruh kehidupan Kristiani. Melalui Baptisan kita dibebaskan dari dosa dan dilahirkan kembali sebagai anak-anak Allah. Kita menjadi anggota-anggota Kristus, digabungkan dengan Gereja-Nya dan mengambil bagian dalam misi Gereja. “Baptisan ialah sakramen kelahiran kembali melalui air dan dalam sabda Allah.”[1] Setelah dibaptis, kita dapat menerima sakramen-sakramen yang lain, yang dikehendaki Allah sebagai sarana penyaluran rahmat-Nya yang menghantar kepada keselamatan kekal.
Dengan dibaptis kita digabungkan dengan kematian Kristus, artinya mati terhadap dosa untuk dibangkitkan bersama Kristus dan memperoleh hidup baru di dalam Dia. Kehidupan baru tersebut diperoleh karena rahmat yang mengalir dari misteri Paska Kristus, yaitu sengsara, wafat, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke Surga
Membaptis berasal dari bahasa Yunani Baptizo yang berarti pembasuhan atau pencucian, sehingga membaptis berarti membenamkan calon ke dalam air atau menuangkan air ke atas kepala sambil mengucap atas nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Sakramen baptis merupakan sakramen dasar bagi orang Kristiani, dengan dibaptis berarti orang bergabung menjadi anggota Gereja Setelah kebangkitan, Yesus memberikan tugas perutusan kepada para rasul untuk membaptis (Mat 28:19). Maka sejak Pentakosta Gereja melayani Sakramen pembaptisan kepada setiap orang yang percaya kepada Kristus.
Lambang dari sakramen baptis antara lain:
1) Air yang berarti membersihkan dari dosa-dosa. Dalam perjanjian lama air dilihat sebagai sumber kehidupan dan kematian, contohnya dalam kisah bahtera Nuh yang diselamatkan lewat air, dalam kisah penyebrangan Laut merah yang membebaskan Israel dari perbudakan di Mesir, semua pralambang dalam perjanjian lama ini digenapkan dalam diri Yesus, di kayu salib, air dan darah keluar dari lambung yang ditikam,
2) Lilin yang melambangkan cahaya Kristus sebagai penerang dalam kehidupan, karena kita adalah anak terang Kristus (Ef 5:8).
3) Kain Putih yang melambangkan kita “mengenakan Kristus” artinya bahwa sesudah dibaptis kita mengandalkan kekuatan Kristus dalam menjalani hidup.
Pembaptisan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1) Baptisan dewasa.
Untuk baptisan dewasa ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut: percaya kepada Kristus sebagai penyelamat, mengikuti pelajaran calon katekumen sekurang-kurangnya satu tahun, mengucapkan pengakuan iman pada waktu pembaptisan.
2) Baptisan bayi.
Beberapa syarat untuk baptisa bayi adalah: perlu pendampingan orangtua dan Gereja untuk mengucapkan pengakuan iman. Gereja membaptis bayi karena ketika bayi lahir dosa asal sudah ada maka pembatisan bayi berarti bayi telah diselamatkan dari kuasa jahat untuk dibebaskan menjadi anak-anak Allah.
Dalam proses pembaptisan dewasa ada tahapan-tahapan yang harus dilalui yakni:
a) Masa Prakatekumenat: masa pemurnian motivasi calon, yang diakhiri dengan upacara tahap pertama: pelantikan menjadi katekumen.
b) Masa Katekumenat: masa pengajaran dan pembinaan iman serta latihan hidup dalam jemaat yang diakhiri dengan upacara tahap kedua: Upacara pengukuhan Katekumenat terpilih,
c) Masa persiapan terakhir yakni masa khusus untuk mempersiapkan diri menerima sakramen–sakramen inisiasi dan diakhiri dengan tahap ketiga Upacara peneriman sakramen baptis.
d) Masa mistagogi: masa pembinaan lanjutan setelah seseorang menerima sakramen baptis.
Ada beberapa istilah yang kita jumpai untuk mempelajari sakramen baptis, yakni:
Katekumen (calon baptis),
katekis (guru pengajar agama dalam gereja),
Katekese (bahan ajaran/pewartaan tentang Yesus Kristus),
Katekismus (kamus/buku yang mencakup materi pewartaan Yesus Kristus).
Menurut Kitab Hukum Kanonik, hendaknya Calon baptis didampingi oleh wali baptis, yang bertugas untuk mendampingi calon baptis dewasa dalam inisiasi kristiani, dan bersama orangtua calon baptis bayi untuk dibaptis, dan juga mengusahakan agar yang dibaptis hidup secara kristiani yang sesuai dengan baptisnya serta memenuhi dengan setia kewajiban-kewajiban yang melekat pada baptis itu” (No. 872).
Buah atau rahmat dari pembaptisan adalah:
1) Menghapuskan dari segala dosa,
2) Dilahirkan kembali menjadi anak Allah,
3) Mendapat rahmat pengudusan dan pembenaran yang mempersatukan seseorang dengan Kristus dan Gereja-Nya,
4) Ikut ambil bagian dari tugas Gereja, dan
5) Dimateraikan yang menandakan menjadi milik Kristus selama-lamanya.
Sakramen baptis merupakan sakramen dasar bagi orang Kristiani, dengan dibaptis berarti orang bergabung menjadi anggota Gereja Setelah kebangkitan, Yesus memberikan tugas perutusan kepada para rasul untuk membaptis (Mat 28:19).
Dalam Gereja Katolik, secara umum yang lazim dipergunakan dalam pembaptisan adalah dengan menuangkan air, bukan dengan menenggelamkan.
Lambang yang dipergunakan dalam sakramen baptis antara lain:
– Air yang berarti membersihkan dari dosa-dosa.
– Lilin yang melambangkan cahaya Kristus sebagai penerang dalam kehidupan, karena kita adalah anak terang Kristus (Ef 5:8).
– Kain Putih yang melambangkan kita “mengenakan Kristus” artinya bahwa sesudah dibaptis kita mengandalkan kekuatan Kristus dalam menjalani hidup.
Seseorang yang ingin menjadi murid Kristus, syarat utamanya adalah harus percaya atau beriman kepada Yesus Kristus. Bagaimana mungkin orang yang tidak percaya dapat mengimani Kristus?
Percaya, terlebih beriman tidak berarti hanya sekedar mengetahui, melainkan percaya dan hidup sesuai dengan ajaran-Nya dan berupaya untuk mewujudkan ajaran-Nya dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Sakramen Baptis menghasilkan buah atau rahmat yaitu:
1) Menghapuskan dari segala dosa,
2) Dilahirkan kembali menjadi anak Allah,
3) Mendapat rahmat pengudusan dan pembenaran yang mempersatukan seseorang dengan Kristus dan Gereja-Nya,
4) Ikut ambil bagian dari tugas Gereja, dan
5) Dimateraikan yang menandakan menjadi milik Kristus selama-lamanya.