Pawitikra CATHOLIC Students

WELCOME & GOD BLESS YOU ALWAYS

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Kamis, 31 Desember 2020

Valentina Cahaya Kusuma Astuti



Nama: Valentina Cahaya Kusuma Astuti

Nama panggilan: Cahaya (panggilan umum saya), Valen (panggilan kecil saya)

Nomor: 31

Kelas: 8C


Saya merasa begitu sedih saat merayakan Natal 2020. Sebab saya sadar bahwa saya semakin menjauh dari Tuhan. Selama pandemi, saya mengaku bahwa saya kurang totalitas saat mengikuti perayaan ekaristi melalui live streaming. Saat duduk di bangku kelas empat SD, saya sangat bersemangat selepas menerima komuni pertama karena saya merasa disapa melalui Tubuh dan Darah-Nya. Namun, sejak menerima komuni batin selama pandemi, saya merasa ada yang kurang. Sejak saat itu, pintu hati saya seperti tertutup.

Di malam kudus itu, saya merasa kecewa terhadap diri saya. Hanya karena pandemi, kehadiran Tuhan di hati saya mulai tergeser oleh hal-hal duniawi. Beberapa hari setelahnya, saya mendapat hadiah yang berharga dari Tuhan. Saya merasa disapa lagi. 

Kesan dan pesanku untuk Natal tahun ini adalah Tuhan selalu menyapa kita di dalam keseharian kita. Dalam setiap nafas yang kita hembuskan, setiap detak jantung kita, orang terkasih kita, hingga pencapaian kecil yang kita dapat. Maka dari itu, saya ingin totalitas dalam mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa saya, serta akal budi saya. 

Buah Natal yang bisa saya petik adalah kita tidak boleh bermalas-malasan. Sejujurnya, pencapaian akademik saya kurang memuaskan di era pandemi. Saya juga mengaku bahwa saya sesekali curang saat mengikuti ujian. Saat ujian agama yang close book, saya membaca Alkitab. Di masa depan, saya tidak ingin terjatuh dalam lubang yang sama.

Oya, saya dari dulu penasaran kenapa kendaraan Yesus ke Yerusalem adalah seekor keledai. “Keledai saja tidak terantuk pada batu yang sama,”ucap ibu saya ketika saya mengulang kesalahan yang sama. Sejak saat itu, saya yakin sudah menemukan jawabannya. Meski sering disimbolkan sebagai hewan bodoh, keledai belajar dari kesalahannya. Itulah yang diharapkan Yesus untuk kita lakukan. Jika Pak Slamet menemukan jawaban yang lain, tolong hubungi saya. 

Perasaan negatif di masa Adven cenderung lebih mendominasi ketimbang perasaan positif yang ada di hati saya. Sebab itu, saya merasa tidak pantas untuk merayakan Natal. Namun, ternyata Tuhan menyapa saya terlebih dahulu. Saya merasa diberkati. Semoga kedepannya saya tidak pernah menerka hal buruk lagi tentang-Nya. Amin. 


Bernadeta Luna Cahyaning Ratri


Natal tahun ini sangat berbeda bagi saya, yang biasanya merayakan bersama sama dengan keluarga besar di Semarang, tahun ini saya merayakan Natal di rumah saya saja dengan keluarga kecil saya. Tetapi itu tidak merubah suasana Natal, saya tetap merasakan kegembiraan dan sukacita. Walaupun demikian saya tetap merasakan ada sesuatu yang kurang, yaitu kebersamaan, natal tahun ini terasa sangat sepi, tetapi dengan seperti ini kita tetap bisa merayakan Natal sekaligus melindungi orang2 disekitar kita karena kita sama saja mencegah penularan virus covid-19.




Rabu, 30 Desember 2020

Rafael Kusumo Satrio Aji.


 Refleksi:

    Natal kali ini merupakan Natal yang sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kalau biasanya Natal dirayakan secara meriah dan beramai-ramai, pada Natal kali ini semua dirayakan secara sederhana dan sangat membatasi kegiatan berkumpul atau bepergian bersama. Pertemuan bersama dengan keluarga besar dan liburan bersama tidak dapat dilakukan pada Natal kali ini. Meski demikian, Natal kali ini merupakan Natal yang spesial karena pada Natal kali ini saya diberi kesempatan untuk bertugas sebagai misdinar saat Natal untuk pertama kalinya. Selain itu, suasana Natal di tengah wabah membuat saya merasa bersyukur karena saya masih diberi kesempatan untuk dapat merayakan Natal di Gereja dalam kondisi sehat. 

    Melalui Natal kali ini, saya berharap agar ke depannya semakin mudah bersyukur dalam menjalani hidup. Kelahiran Yesus ke dunia dengan penuh kesederhanaan membuat saya menyadari kembali betapa banyak karunia dan kemudahaan yang telah saya terima sampai detik ini, baik harta, kemampuan, maupun kesehatan. Maka, saya berharap ke depannya saya tidak mudah mengeluh dan berputus asa bila mengalami kesulitan dan mau bangkit kembali dengan terus bersyukur atas apa yang terjadi dan selalu mengandalkan-Nya.

    Akhir kata, dari Natal kali ini, saya belajar bahwa Natal yang meriah dan digunakan untuk bersenang-senang dan berfoya-foya bukanlah hadiah Natal yang sesungguhnya. Dengan segala keterbatasan yang ada pada saat ini, kita disadarkan bahwa hadiah Natal yang sesungguhnya adalah ketika kita masih dapat merayakannya bersama dengan keluarga dalam kondisi sehat sebab apalah gunanya harta namun diri sendiri dalam kondisi sakit. 







Selasa, 29 Desember 2020

Frans Romora Putra Marbun


 

Stefanus Albern

 


Gabrielle Krishna

 



Gabrielle Krishna Gitanjali /8C/18
Sabtu, 24 April 2021

Bacaan 1
Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan. 

Bait Pengantar Injil
Perkataan-perkataan-Mu adalah roh dan hidup.
Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.

Bacaan Injil
Jawab Simon Petrus kepada-Nya, "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi?
Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah."

Pesan: Jawaban para murid dari awal sampai akhir mengikuti Yesus menjadi ukuran yang jelas bahwa para murid memang sungguh hendak mengikuti Yesus. Karena dalam iman diperlukan ketekunan, dan ketekunan itu artinya pemeliharaan dalam jangka waktu yang panjang, berubahnya bukan seketika.

Clara Ratu