Pawitikra CATHOLIC Students: Fransiska Michelle Putri Kusuma Ayu

WELCOME & GOD BLESS YOU ALWAYS

Selamat Datang di Blog ini bersama R. Slamet Widiantono ------**------ TUHAN MEMBERKATI -----* KASIH ITU MEMBERIKAN DIRI BAGI SESAMA -----* JANGAN LUPA BAHAGIA -----* TERUS BERPIKIR POSITIF -----* SALAM DOA -----* slammy

Selasa, 29 Desember 2020

Fransiska Michelle Putri Kusuma Ayu

 


43 komentar:

  1. Pada perayaan Natal 2020 kali ini, saya dan keluarga merayakannya di Gereja Kidulloji. Kami sekeluarga merayakan ekaristi dengan rasa syukur yang begitu besar. Setelah selesai misa, saya dan keluarga pergi ke makam kakek untuk ziarah. Natal kali ini memang terasa sangat berbeda, dimulai dari menyebarnya virus corona yang menyebabkan misa natal harus dilaksanakan dengan protokol kesehatan dari pemerintah. Semoga dengan semua doa di Natal 2020 kemarin, virus corona bisa segera teratasi di 2021 ini.

    BalasHapus
  2. Renungan Harian (Jumat, 8 Januari 2021)
    Luk 5:15 “Tetapi kabar tentang Yesus makin jauh tersiar dan datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka.” Dari potongan ayat tersebut kita tahu bahwa Ia adalah Allah yang Maha Pemurah. Jangan ragukan tentang kemurahan hati Nya. Ia akan senantiasa membantu kita disetiap masalah yang kita hadapi.

    BalasHapus
  3. Renungan Harian (Senin, 11 Januari 2021)
    Mrk 1:18 "Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia." Banyak orang meninggalkan sesuatu untuk mencari yang lebih baik

    BalasHapus
  4. Ibadat Minggu (Minggu, 10 Januari 2021)
    Mrk 1 : 7-11
    Inilah yang diberitakannya: “Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.” Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes.Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Lalu terdengarlah suara dari sorga: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.”

    Demikianlah Injil Tuhan

    Renungan:
    Dalam nats di atas disebutkan bahwa ada 2 jenis “rancangan” dan 2 jenis “jalan” yang berasal dari 2 tingkatan pemikiran yang berbeda. Tingkatan pemikiran yang pertama dalam ayat ke-8 dinyatakan dengan “rancangan-Ku” (dengan “K” besar), menunjuk kepada “rancangan” TUHAN yang bersumber dari pemikiran-Nya TUHAN. Sedangkan tingkatan pemikiran yang kedua “rancangan-mu” (dengan “m” kecil), menunjuk kepada “rancangan” manusia yang bersumber dari pemikiran manusia. Masih dalam ayat ke-8 juga disebutkan bahwa ada 2 jenis jalan, yaitu: jalan-Ku (dengan “K” besar) yang menunjuk kepada jalan TUHAN, dan yang kedua adalah jalanmu (dengan “m” kecil) yang menunjuk kepada jalan manusia. Sebuah rancangan lahir dari proses pemikiran yang sangat matang dari perancangnya dengan mempertimbangkan berbagai macam atau atau keseluruhan aspek dengan maksud agar yang dirancang tersebut adalah rancangan terbaik untuk tujuannya. Ada hubungan yang sangat erat antara “rancangan” dan “jalan”. Bahwa sebuah rancangan dihasilkan dari jalan pikiran perancang. Sebuah hasil rancangan tidak dapat dipisahkan dari jalan pikiran perancangya atau hasil rancangan identik dengan jalan pikiran perancangya. Pada ayat ke-8 disebutkan: Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Ternyata rancangan dan jalan TUHAN berbeda dengan rancangan dan jalan manusia. Itu sangat jelas. Pemikiran manusia hanya “sejauh mata memandang” (sangat terbatas) sementara pemikiran TUHAN melampaui batasan ruang dan waktu (tidak terbatas). Bahkan pada ayat ke-9 dijelaskan bahwa ada perbedaan yang sangat jauh antara tingkatan pemikiran TUHAN dan tingkatan pemikiran manusia dan jaraknya seperti tingginya langit dan bumi.: Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu. Dan hal itu adalah sesuatu yang sangat logis. Manusia merupakan hasil rancangan TUHAN sementara TUHAN bukan hasil rancangan manusia. Manusia adalah ciptaan TUHAN sedangkan TUHAN jelas bukan ciptaan manusia. Jadi manusia harus menyadari sepenuhnya bahwa sehebat apapun pemikiran manusia belum ada apa-apanya dihadapan TUHAN untuk itu tidak perlu ada yang disombngkan. Dan seharusnya hendaklah pemikiran manusia itu digunakan untuk kemuliaan TUHAN bukan untuk menghujat TUHAN.

    BalasHapus
  5. Ibadat Hari Minggu (Minggu, 17 Januari 2021)
    Yoh 1 : 35-42
    Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah!” Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: “Apakah yang kamu cari?” Kata mereka kepada-Nya: “Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?” Ia berkata kepada mereka: “Marilah dan kamu akan melihatnya.” Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: “Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).” Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: “Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).”
    Demikianlah Injil Tuhan.
    Renungan:
    Banyak pilihan dalam hidup kita. Ada yang sibuk berburu harta kekayaan, kekuasaan, jabatan dan masih banyak lainnya. Terdapat banyak virus yang dapat menyebabkan kita berfokus kepada perkara duniawi yakni virus hedonisme, konsumerisme dan materialisme. Jika kita merefleksikan diri dalam kondisi pandemi saat ini yang terpenting adalah kesehatan. Kebanyakan dari kita merasa sia-sia jika sudah terkena virus pandemi saat ini. Seharusnya hal yang paling dirindukan dalam kondisi saat ini adalah Yesus Kristus yang menjadi pusat hidup kita sehari-hari, pedoman hidup kita. Pandemi ini membuat kita kembali kepada Tuhan dan ingat akan Tuhan. Kita perlu berjalan senantiasa bersama Yesus menganggapi panggilan dan sapaan-Nya seperti Samuel. Kita juga perlu menaikan pujian syukut bagi Tuhan. Maka dengan itu kita akan menyadari bahwa hanya bersama dengan Yesus kita mampu menjalanin badai hidup dengan penuh iman.

    BalasHapus
  6. Ibadat Hari Minggu (Minggu, 24 Januari 2021)
    Mrk 1 : 14-20
    Sesudah Yohanes Pembaptis ditangkap, datanglah Yesus ke Galilea, memberitakan Injil Allah. Yesus memberitakan, "Waktunya telah genap. Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" Ketika Yesus sedang berjalan menyusur Danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka itu penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka, "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Mereka pun segera meninggalkan jalanya, dan mengikuti Yesus. Setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus segera memanggil mereka, dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di atas perahu bersama orang-orang upahannya. Lalu mereka mengikuti Yesus.
    Demikianlah Injil Tuhan

    Renungan:
    Setelah kematian Yohanes, mungkin banyak dari kalangan orang Yahudi dan kaum Farisi yang mengira Yesus juga akan sembunyi. Ternyata tidak. Malahan Yesus datang ke Galilea untuk mewartakan Kerajaan Allah dengan refren: “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil”. Seruan kenabian ini mengajak umat manusia untuk kembali kepada Allah dan menerima kabar gembira yang diwartakan Yesus. Menyadari betapa pentingnya pewartaan Injil dan mendesaknya untuk melanjutkan kenabian, Yesus membutuhkan bantuan banyak orang. Maka, dipilihlah beberapa orang dari penjala ikan untuk dijadikan penjala manusia. Para murid bukan orang-orang hebat, mereka adalah orang-orang biasa, sederhana, mungkin juga tidak pandai. Mereka adalah nelayan. Pekerjaan bagi rakyat jelata. Akan tetapi, Yesus berinisiatif untuk memilih mereka dan mengubah mereka dari penjala ikan menjadi penjala manusia. Para murid yang dipanggil pun tidak banyak protes. Mereka langsung mengikuti Yesus dan meninggalkan apa yang selama ini mereka tekuni. Menjadi murid Yesus adalah rahmat. Inisiatif itu pertama-tama datang dari Yesus. Dari pihak para murid hanya dibutuhkan kemauan untuk berkata “siap”. Bahkan mereka tidak ada persiapan sama sekali. Mereka segera meninggalkan apa yang selama ini jadi andalan mereka dan dengan segera dan tanpa menunda mereka mengikuti Yesus. Bagaimana dengan kita? Apakah kita siap mengikuti Yesus? Menjadi seorang murid tidak butuh kehebatan kita melainkan keterbukaan pada kehendak-Nya dan siap diubah oleh Yesus.

    BalasHapus
  7. Renungan Harian (Selasa, 12 Januari 2021)
    Mrk 1 : 21b-28
    Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar.Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat. Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak: “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.” Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: “Diam, keluarlah dari padanya!” Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya. Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: “Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahatpun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya.” Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh Galilea.
    Demikianlah Injil Tuhan.
    Renungan:
    Dalam Katolik kita selalu diajarkan tentang kasih entah itu cinta kasih , belas kasihan atau yang lainnya. Sering terdengar di telinga kita kata ‘kasih’. Seperti lagu yang mengatakan bahwa kasih itu lemah lembut, kasih itu murah hati, kasih itu juga mengampuni. Selayaknya kita juga seperti itu menerapkan kasih kepada semua orang.Dalam bacaan Injil Yesus telah memberi contoh bahwa Yesus tergerak hati-Nya oleh belas kasihan. Memang kita agak sulit untuk menerapkan yang Yesus terapkan dalam bacaan Injil hari ini, tapi dengan melakukan sedikit demi sedikit belas kasihan kita terhadap orang lain maka Yesus mampu melihat hal yang sedikit itu dan membuatnya menjadi besar.Dalam kehidupan sehari-hari contoh cinta kasih yang dapat kita terapkan adalah dengan ramah kepada orang yang kita temui, memberi senyum dan menyapa orang terlebih dahulu, karena dengan kita melakukan hal kecil itu, orang mampu merasakan kasih yang kita berikan. Pada bacaan kali ini alkitab mengajak kita untuk percaya bahwa Yesus adalah tuhan Allah yang mampu menaklukkan segala sesuatu tanpa terkecuali. Maka dari itu kita diajak untuk selalu berdoa kepada Tuhan dalam situasi susah maupun senang. Karena dengan kuasa Tuhan kita mampu menerima yang indah.Yesus lahir, dibaptis, wafat dan bangkit bagi kita semua umat manusia. Tuhan Yesus mau setara dengan manusia Walaupun dia adalah utusan Allah. Tuhan Yesus saja mau melakukan segala sesuatu untuk kita umat manusia, masa kita tidak melakukan segala sesuatu untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan yang selalu ada disaat susah maupun senang.



    BalasHapus
  8. Renungan Harian (Rabu, 13 Januari 2021)
    Mrk 1: 38
    Jawab-Nya: “Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.”

    BalasHapus
  9. Renungan Harian (Kamis, 14 Januari 2021)
    Mrk 1: 44
    “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam s dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.”

    BalasHapus
  10. Renungan Harian (Jumat, 15 Januari 2021)
    Mrk 2: 5
    Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!”

    BalasHapus
  11. Renungan Harian (Sabtu, 16 Januari 2021)
    Mrk 2: 14
    Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia.

    BalasHapus
  12. Renungan Harian (Senin, 18 Januari 2021)
    Mrk 2 : 19-20
    Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.

    BalasHapus
  13. Renungan Harian (Selasa, 19 Januari 2021)
    Mrk 2 : 27-28
    Lalu kata Yesus kepada mereka: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.”

    BalasHapus
  14. Renungan Harian (Rabu, 20 Januari 2021)
    Mrk 3 : 5
    Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: “Ulurkanlah tanganmu!” Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu.

    BalasHapus
  15. Renungan Harian (Kamis, 21 Januari 2021)
    Mrk 3 : 10-12
    Sebab Ia menyembuhkan banyak orang, sehingga semua penderita penyakit berdesak-desakan kepada-Nya hendak menjamah-Nya. Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak: “Engkaulah Anak Allah.”Tetapi Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia.

    BalasHapus
  16. Renungan Harian (Jumat, 22 Januari 2021)
    Mrk 3 : 14-15
    Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan.

    BalasHapus
  17. Renungan Harian (Senin, 25 Januari 2021)
    Mrk 16 : 15-18
    Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”

    BalasHapus
  18. Renungan Harian (Selasa, 26 Januari 2021)
    Lukas 10 : 5-9
    Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.

    BalasHapus
  19. Renungan Harian (Rabu,27 Januari 2021)
    Mrk 4 : 9
    Dan kata-Nya: “Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!”

    BalasHapus
  20. Renungan Harian (Kamis, 29 Januari 2021)
    Mrk 4 : 24-25
    Lalu Ia berkata lagi: “Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.”

    BalasHapus
  21. Renungan Harian (Jumat, 29 Januari 2021)
    Mrk 4 : 31-32
    Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.”

    BalasHapus
  22. Renungan Harian (Jaumat, 29 Januari 2021)
    Bacaan Pertama Ibrani 10 : 32
    Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat,

    BalasHapus
  23. Renungan Harian (Jumat, 29 Januari 2021)
    Renungan:
    Mengubah pandangan dan pola pikir yang sudah ditanam sejak lama tidaklah mudah. Karena itu Yesus menggunakan berbagai macam cara untuk menjelaskan dan menghadirkan Kerajaan Allah yang berbeda. Kita manusia harus diyakinkan bahwa Kerajaan Allah berasal dari Allah, bukan dari manusia maupun dari agama sekalipun! Allah memerintah dunia dan manusia dengan cara-cara yang unik, contohnya adalah dengan perumpamaan. Kali ini kita mendalami lagi tentang perumpamaan yang ketiga, yang berpesan bahwa: janganlah kita takut karena berstatus minoritas di tengah agama lain atau di tengah dunia, atau di tegah sekumpolan manusia yang mayortias. Tidak perlu kita merasa kecewa karena pewartaan kita masih belum bisa diterima oleh banyak orang. Ketidakpahaman, penolakan dan juga kegagalan dalam pewartaan adalah sebagian dari kesuksesan Allah sendiri pada bagian akhir nanti. Kegagalan dalam sesuatu mempunyai fungsi dan maksud dalam karya besar Allah yang disempurnakan oleh Allah sendiri.

    BalasHapus
  24. Ibadat Hari Minggu (31 Januari 2021)
    Markus 1 : 21-28
    Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat. Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak: “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.”Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: “Diam, keluarlah dari padanya!” Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya. Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: “Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahatpun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya.” Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh Galilea.

    Demikianlah Injil Tuhan.

    Renungan:
    Bacaan kali ini berbicara tentang nabi yang memberikan nasihat kepada kita. Para nabi pun sama seperti kita yang jika kita sudah mencoba memberi nasihat atau pengajaran baik kepada orang lain, kita biasa dan sering mendapat penolakan. Hal pertama yang perlu kita sikapi adalah janganlah kita patah semangat untuk memberi nasihat baik kepada orang. Biarkan kita tetap mendengarkan suara Tuhan untuk tetap bertahan dalam melakukan segala sesuatu yang berkenan dihadapan-Nya. Kebaikan, kebenaran, nilai-nilai positif yang lain tetap perlu kita bagikan, kita sebarkan dan kita tanamkan agar semakin bertumbuh dan berkembang (semakin banyak). Kebaikan dan kebenaran tidak boleh dibatasi oleh ruang dan waktu. Muncul penolakan adalah sesuatu yang biasa dan harus diterima dengan besar hati, tetap langkah kita jangan sampai terhenti,

    Selain memberi nasihat, sudah sepatutnya kita juga mempraktikan apa yang kita sebarkan. Dunia saat ini membutuhkan lebih dari sekedar pengajar. Dunia perlu melihat kesaksian dan kebenaran kasih Tuhan agar perubahan dan pertobatan dapat benar-benar terjadi dalam hidup kita.

    BalasHapus
  25. Renungan Harian (Senin, 1 Februari 2021)
    Markus 1 : 1 - 20
    Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia. Orang itu diam di sana dan tidak ada seorangpun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorangpun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu. Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak: “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!”Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: “Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!” Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: “Siapa namamu?” Jawabnya: “Namaku Legion, karena kami banyak.” Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, katanya: “Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!” Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya. Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan menceriterakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi. Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk, sudah berpakaian dan sudah waras, orang yang tadinya kerasukan legion itu. Maka takutlah mereka. Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceriterakan kepada mereka tentang apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu. Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka. Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Dia. Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!” Orang itupun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran.

    Demikianlah Injil Tuhan.

    BalasHapus
  26. Renungan Harian (Selasa, 2 Februari 2021)
    Lukas 2 : 22-40
    Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah”, dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri–,supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.” Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.

    Demikianlah Injil Tuhan.

    BalasHapus
  27. Renungan Harian (Rabu, 3 Februari 2021)
    Markus 6 : 1-6
    Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: “Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?” Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: “Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.” Ia tidak dapat mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. (6-6b) Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.

    Demikianlah Injil Tuhan.

    BalasHapus
  28. Renungan Harian (Kamis, 5 Februari 2021)
    Markus 6 : 7-13
    Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju. Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: “Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka.” Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.

    Demikianlah Injil Tuhan.

    BalasHapus
  29. Renungan Harian (Jumat, 5 Februari 2021)
    Mrk 6 : 14-26
    Raja Herodes juga mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya sudah terkenal dan orang mengatakan: “Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia.” Yang lain mengatakan: “Dia itu Elia!” Yang lain lagi mengatakan: “Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu.” Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: “Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi.” Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah menegor Herodes: “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: “Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!”, lalu bersumpah kepadanya: “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: “Apa yang harus kuminta?” Jawabnya: “Kepala Yohanes Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: “Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!” Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan.

    Demikianlah Injil Tuhan.

    BalasHapus
  30. Ibadat Mingguan (Minggu, 7 Februari 2021)
    Bacaan : Markus 1: 29-39
    Sekeluarnya dari rumah ibadat itu Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. Ia pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia. Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia; waktu menemukan Dia mereka berkata: “Semua orang mencari Engkau.” Jawab-Nya: “Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.” Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.
    Demikianlah Injil Tuhan.

    Renungan:
    Salah satu syarat menjadi pengikut Kristus yaitu harus berani menjadi saksi yang selalu membawa kebenaran. Pengalaman iman yang datang dari pengelihatan dan juga yang datang dari pendengaran kita. Kita mengenal Tuhan Yesus Kristus sebagai Allah yang mampu menyembuhkan segala penyakit, biasa kita katakan Maha Penyembuh, ketika Yesus menyembuhkan banyak penyakit dari setiap orang yang datang kepada Yesus. Santo Paulus juga memberitakan kepada jemaat yang ada di Korintus bahwa Paulus memveritakan injil bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk kemulian Allah. Kita sudah menerima panggilan Allah untuk siap di utus kemna saja dan kapan saja juga menjadi apapun sesuai dengan kehendak Allah.

    Tanyakan pada diri kita masing-masing sudahkah kita berani mewartakan Injil kepada teman kita? Keluarga kita? Tantangan merupakan tugas penyelengaraan yang diberikan oleh Allah untuk kita laksanakan. Bekal iman yang kita peroleh dari lahir sampai saat ini dapat menjadi modal awal kita untuk bisa memulai mewartakan kebenaran.

    Bacaan injil hari ini juga mengajak kita semua agar tetap menyadari bahwa tindakan Yesus yang memberitakan Injil merupakan panggilan kita untuk menjadi saksi Kristus. Yang perlu kita ingat selalu adalah kita mewartakan injil bukan untuk diri kita sendiri, melainkan untuk membawa kabar baik dari Allah sendiri untuk seluruh umat Allah. Maka dari itu kita harus berani menanggapi pangilan Allah untuk menjadi saksi Kristus.

    BalasHapus
  31. Renungan Harian (Senin, 8 Februari 2021)
    Markus 6 : 53-56
    Setibanya di seberang Yesus dan murid-murid-Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ. Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus. Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada. Ke manapun Ia pergi, ke desa-desa, ke kota-kota, atau ke kampung-kampung, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.

    Demikianlah Injil Tuhan.

    BalasHapus
  32. Renungan Harian (Selasa,9 Februari 2021)
    Markus 7: 1 - 13
    Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka; dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga. Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: “Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?” Jawab-Nya kepada mereka: “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia.” Yesus berkata pula kepada mereka: “Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri. Karena Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati. Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapanya atau ibunya: Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk korbanyaitu persembahan kepada Allah, maka kamu tidak membiarkannya lagi berbuat sesuatupun untuk bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan.”

    BalasHapus
  33. Renungan Harian (Rabu, 10 Februari 2021)
    Markus 7 : 14 -23
    Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: “Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.” (Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar!) Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang arti perumpamaan itu. Maka jawab-Nya: “Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?” Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal. Kata-Nya lagi: “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”tau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan.”

    BalasHapus
  34. Renungan Harian (Kamis,11 Februari 2021)
    Markus 7 : 24-30
    Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan. Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya. Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya. Lalu Yesus berkata kepadanya: “Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Tetapi perempuan itu menjawab: “Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.” Maka kata Yesus kepada perempuan itu: “Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.” Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.

    BalasHapus
  35. Renungan Harian (Jumat, 12 Februari 2021)
    Markus 7: 31-37
    Kemudian Yesus meninggalkan pula daerah Tirus dan dengan melalui Sidon pergi ke danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: “Efata!”, artinya: /Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceriterakannya kepada siapapun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. Mereka takjub dan tercengang dan berkata: “Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata.”

    BalasHapus
  36. Ibadat Mingguan (Minggu,14 Februari 2021)
    Markus 1 : 40-45
    Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Ia menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras: “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.

    Demikianlah Injil Tuhan.



    Renungan Harian Katolik Singkat
    Tentunya setiap hari kita pasti beroda. Banyak manusai yang bedoa dengan motivasinya masing-masing, seperti contoh, berdoa hanya mengucap syukur, ada juga yang memohon rahmat Tuhan, ada juga yang berdoa ber kali kali dalam sehari agar doanya cepat dikabulkan oleh Tuhan.Bacaan injil pada renungan harian katolik hari ini mengisahkan bagaimana seorang kusta yang datang kepada Tuhan Yesus untuk memohon kesembuhan dengan kata-kata “Tuan, jika Tuan mau.” Kata-kata itu sangat menarik untuk direnungkan, sekaligus mengajak kita untuk mau berserah dan memberika ruang kepada Tuhan untuk menjawab doa kita menurut kehendak Tuhan. Seperti contoh pribadi “Tuhan, kalau boleh aku sama dia ya, kalau tidak boleh ya tidak apa." Rata-rata manusia berdoa dengan tujuan agar permintanya dikabulkan oleh Tuhan. Padahal doa yang baik itu sebetulnya memiliki Tujuan agar kita dekat dengan Tuhan. Sering terlupakan oleh kita kalau dalam berdoa kita sering memaksa Tuhan untuk mengabulkan apa yang kita minta, padahal belum tentu apa yang kita minta itu baik untuk kita juga untuk Tuhan. Karena kita tahu kalau pandangan Tuhan jauh lebih luas dan lebih baik dari pandangan kita uman manusai yang berdosa.

    BalasHapus
  37. Renungan Harian (Senin, 15 Februari 2021)
    Markus 8 : 11-13
    Lalu muncullah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari sorga. Maka mengeluhlah Ia dalam hati-Nya dan berkata: “Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda.” Ia meninggalkan mereka; Ia naik pula ke perahu dan bertolak ke seberang.

    BalasHapus
  38. Renungan Harian (Selasa, 16 Februari 2021)
    Markus 8 : 14-21
    Kemudian ternyata murid-murid Yesus lupa membawa roti, hanya sebuah saja yang ada pada mereka dalam perahu. Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya: “Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes.” Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang lain: “Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti.” Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata: “Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kamu faham dan mengerti? Telah degilkah hatimu? Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidakkah kamu ingat lagi, pada waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?” Jawab mereka: “Dua belas bakul.” “Dan pada waktu tujuh roti untuk empat ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?” Jawab mereka: “Tujuh bakul.” Lalu kata-Nya kepada mereka: “Masihkah kamu belum mengerti?”

    Demikianlah Injil Tuhan.

    BalasHapus
  39. Renungan Harian (Rabu 17 Februari 2021)
    Matius 6 : 1-16
    Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” “Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.

    BalasHapus
  40. Renungan Harian (Kamis 18 Februari 2021)
    Lukas 9: 22-25
    Dan Yesus berkata: “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.” Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?

    BalasHapus
  41. Renungan Harian (Jumat, 19 Februari 2021)
    Matius 9 : 14-19
    Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.

    BalasHapus